Breaking News

Corona di Bali

Mengapa Penyintas Covid-19 Yang Pernah Hamil Tidak Disarankan Untuk Ikuti Donor Plasma Konvalesen?

al tersebut dikarenakan orang yang sedang hamil otomatis tersambung juga pada darah bayinya. Sehingga nantinya dikawatirkan terdapat resiko seseorang

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Noviana Windri
ANTARA/HO-Staff JK/Ade Danhur
Ketua Umum PMI Jusuf Kalla berbincang dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai salah satu yang melakukan donor plasma konvalesen saat Pencanangan Gerakan Nasional Pendonor Plasma Konvalesen yang diresmikan Wapres Ma'ruf Amin secara daring di Markas PMI, Jakarta, Senin, 18 Januari 2021. 

Alur bagi pendonor yang akan melakukan kegiatan donor plasma Konvalesen adalah dengan melakukan seleksi atau rekrutmen terhadap pendonor yang datang.

 Seleksi nya sendiri terbagi menjadi dua yaitu seleksi laboratorium serta seleksi fisik.

Dan nantinya jika para pendonor sudah melewati tahap-tahap tersebut pihak Sanglah akan melakukan pengambilan darah sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan bersama pendonor.

Baca juga: 10 Anggota TNI di Buleleng Donor Plasma Konvalesen, Sebenarnya Apa Itu Terapi Plasma Konvalesen?

Baca juga: Stok Plasma Darah Konvalesen Kosong di PMI Provinsi Bali, Kodam IX/Udayana Adakan Donor Konvalesen

Baca juga: 10 Anggota TNI di Buleleng Donor Plasma Konvalesen, Sebenarnya Apa Itu Terapi Plasma Konvalesen?

"Kegiatan donor darah ini dilakukan setiap 2 minggu sekali. Donor ini boleh dilakukan berkali-kali yang terpenting syarat donor nya terpenuhi. dan biasanya pada pendonor yang sudah selesai mengikuti plasma konvalesen ini bisanya tidak terlalu berpengaruh pada tensinya. Namun tetap kita anjurkan untuk setelah selesai melakukan donor plasma konvalesen agar beristirahat selama 24 jam dan tidak mengambil pekerjaan yang berat," tambahnya.

Dan biasanya satu pasien Covid-19 membutuhkan plasma konvalesen sebanyak 2 kali 200 ml.

Sedangkan pada satu orang pendonor dapat mendonorkan plasma konvalesennya sebanyak 400 hingga 600 ml.

Jadi plasma Konvalesen dari satu pendonor dapat digunakan untuk pengobatan satu setengah pasien covid 19 karena untuk satu dosis terapi itu jumlahnya 400 ml namun dibagi pada dosis 200 pada setiap kali masuknya.

"Untuk saat ini ketersediaan stok plasma konvalesen di UTD RSUP Sanglah yang tersedia yaitu golongan darah O sebanyak lima kantong dan golongan darah A sebanyak dua kantong.

Dipastikan Aman

Ketika ditemui, dr. Ni Kadek Mulyantari, selaku Kepala UTD (unit transfusi darah) RSUP Sanglah mengatakan bahwa, masyarakat yang sudah pernah terpapar Covid-19 dan yang sudah sembuh agar tidak takut mengikuti kegiatan donor plasma Konvalesen.

"Kami sangat berharap bagi teman-teman yang sudah sembuh dari Covid-19 agar melakukan pendonoran plasma konvalesen ini.

Dikarenakan hal tersebut dapat membantu teman-teman yang masih berjuang melawan Covid-19.

Baca juga: Stok Plasma Darah Konvalesen Kosong di PMI Provinsi Bali, Kodam IX/Udayana Adakan Donor Konvalesen

Baca juga: Uji Klinis: Plasma Darah Konvalesen tak Banyak Membantu Pasien Covid-19 Sembuh

Bahkan sebelum melakukan pendonoran, kami akan melakukan skrining terlebih dahulu dan jika tidak sesuai maka kami tidak akan memaksakan untuk mengikuti pendonoran," jelasnya pada, Kamis 21 Januari 2021.

Ia juga menambahkan, untuk sementara ini ini penyintas Covid-19 yang sudah melakukan donor plasma konvalesen, masih aman-aman saja karena syarat-syarat sudah terpenuhi, jadi keselamatan serta kesehatan pendonor tetap dijaga juga.

Selain itu, seorang dokter yang juga sebagai penyintas Covid-19, dr. I Made Dwiguna Antara melakukan pendonoran plasma konvalesen pada hari ini di RSUP Sanglah.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved