Berita Badung
Dirut PDAM Badung Bali Akui Titik Kebocoran Pipa Sangat Tinggi Sebabkan Kerugian
Selain itu pula, tingkat kebocoran yang dialami juga sangat tinggi, pasalnya banyak kondisi pipa yang sudah tua sehingga perlu adanya perbaikan.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Terkait adanya kerugian yang dialami Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama diakui oleh Direktur utama PDAM Tirta Mangutama I Ketut Golak.
Ia mengaku kerugian yang dialami lantaran produksi air tidak bisa dikurangi dengan cepat.
Selain itu pula, tingkat kebocoran yang dialami juga sangat tinggi, pasalnya banyak kondisi pipa yang sudah tua sehingga perlu adanya perbaikan.
Bahkan di tengah pandemi covid-19 ini, pendapatan juga berkurang, lantaran wilayah Badung selatan yang diandalkan malah penggunaan airnya menurun drastis.
“Titik kebocoran itu sangat tinggi, kalau titik kebocoran itu tidak diperbaiki, itu nanti berpengaruh kepada pelayanan kita ke masyarakat,” jelsnya I Ketut Golak saat dipanggil rapat kerja oleh Komisi III DPRD Kabupaten Badung pada Rabu 27 Januari 2021.
• Disinyalir Alami Kerugian Besar, Komisi III DPRD Badung Panggil Jajaran Direksi PDAM Badung
• Ketua Komisi III Soroti Kinerja PDAM Badung, Ungkap Tahun 2020 Alami Kerugian Rp 13,8 Miliar
• PDAM Badung Sebut Ada Penurunan Pendapatan di Tengah Pandemi Covid-19 Hingga 50 Persen
Pihaknya pun mengaku menerima konsekuensi tersebut, pasalnya PDAM Badung memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Dia pun mengatakan jika dinilai produksi air dipandang sangat besar di tengah pandemi covid-19, maka produksi air itu katanya bisa diturunkan namun tidak bisa berbanding lurus dengan pendapatan.
“Contohnya pendapatan kita Rp 13 Miliar, tapi kita harus berproduksi Rp 13 miliar juga itu tidak bisa dilakukan, karena kultur pelayanan kita kan tidak sama. Ini yang perlu kami sampaikan agar tidak menyalahkan persepsi,” katanya
“Kami tidak mau memberikan jawaban antara teknis di lapangan dengan asumsi dari pada yang dilakukan jajaran Dewan,” katanya
Lebih lanjut dirinya mengatakan jika pendapatan turun, namun produksi air diturunkan, sudah dipastikan pelayanan kepada masyarakat juga mengalami penurunan.
Pasalnya Dalam satu aliran air harus dengan tekanan yang tinggi sehingga air bisa mengalir ke rumah pelanggan.
“Misalkan di suatu aliran air ada warga yang rumahnya di pojok, namun di area sana ada hotel-hotel besar. Kita tetap harus produksi air besar agar air sampai ke rumah warga. jika produksi diturunkan air pun bisa tidak sampai, terlebih ada kebocoran,” bebernya.
Kendati demikian apa yang dilakukan oleh jajaran dewan, pihaknya mengaku akan melakukan evaluasi secara menyeluruh di tengah Pandemi covid-19.
• Pendaftaran Seleksi Calon Direksi PDAM Badung Ditutup Besok, Hingga Kini Sudah Ada 8 Pelamar
• Hujan Lebat, Pasokan Air PDAM Badung Terganggu,14 Ribu Pelanggan Terancam Tak Dapat Air Bersih
• Berakhir Agustus, Pelanggan PDAM Badung Akan Dikenakan Tarif Normal di September Ini
• Warga Keluhkan Air PDAM Badung Kecrat-kecrit
“Kami selaku pimpinan sebenarnya ingin memberikan pelayanan yang baik seperti saat ini. Bahkan di tengah pandemi biaya produksi besar namun penjualan kepada masyarakat rendah. Selebihnya ada penggratisan air ditengah pandemi covid-19 dan pajak,” katanya.
Disinggung mengenai titik Kebocoran kata Golak, awalnya terdapat 2.000 titik namun kini bertambah menjadi 4.000 titik.