Berita Denpasar
Sudah Tiga Hari Warga di Denpasar Kesulitan Air | PDAM Badung dan Klungkung Merugi Miliaran Rupiah
Sudah Tiga Hari Warga di Denpasar Kesulitan Air | PDAM Klungkung Merugi Hingga Rp 2 Miliar
Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
"4 mobil dari PDAM dan 1 bantuan dari BPBD," katanya.
Adapun kapasitar mobil tersebut yakni 5000 liter untuk 4 tangki dan 1200 liter 1 tangki. Mobil ini beroperasi 2 kali dalam sehari.
Sehingga total air yang didistribusikan dalam sehari rata-rata 12.400 liter.
PDAM Badung dan Klungkung Merugi Hingga Miliaran Rupiah
Sementara itu, sebelumnya diberitakan PDAM Badung mengalami kerugian fantastis mencapai Rp 13,8 miliar.
Komisi III DPRD Badung akhirnya memanggil Direksi Perumda Air Minum Tirta Mangutama terkait kerugian yang mencapai Rp 13,8 miliar, Rabu 27 Januari 2021.
Menurut anggota dewan, kerugian yang besar itu tidak masuk akal.
Dewan juga mempertanyakan produksi air yang sangat tinggi di tengah pandemi Covid-19.
Berdasarkan data, PDAM memproduksi 43 juta kubik, yang terjual hanya 22 juta kubik. Terjadi kebocoran hampir 50 persen.
Pemanggilan dilakukan melalui rapat kerja yang dipimpin oleh Ketua Komisi III, I Putu Alit Yandinata, didampingi Wakil Komisi, I Wayan Sandra, dan anggotanya di gedung dewan.
• Kerugian Rp 13,8 M Tak Masuk Akal, Komisi III DPRD Badung Panggil Direksi PDAM
Dalam rapat tersebut, Direksi PDAM Badung semuanya hadir yakni Direktur Utama I Ketut Golak, Direktur Teknik Wayan Suyasa, Direktur Umum Ida Ayu Eka Dewi Wijaya, dan Kabag Perekonomian Setda Badung AA Sagung Rosyawati.

Pada kesempatan itu, Alit Yandinata mengaku tidak mengerti kenapa produksi air dari PDAM Badung sangat tinggi di tengah pandemi Covid-19.
Menurutnya produksi air tinggi itulah yang mengakibatkan kebocoran hingga membuat PDAM merugi sampai Rp 13,8 miliar.
“Ini tidak masuk akal. Kita ini berbicara bisnis sudah tidak mengena. Dari data yang saya dapat 43 juta kubik produksinya namun 22 juta terjual. Jika memang harus mengantisipasi titik kebocoran yang ada, maka semestinya titik rawan yang bocor itu kan sudah dirancang semestinya,” kata Alit Yandinata.
Alit juga merasa heran PDAM Badung rugi sampai miliaran padahal kesempatan untuk melakukan evaluasi masih bisa saat Rancangan Anggaran Kerja Perubahan (RAKP).
“Di sinilah peran kerja tim dari para direksi. Semua harus kerja bersama-sama. Misal melakukan penjualan ke hotel, apa dimungkinkan melakukan penjualan besar di situasi seperti ini, kan tidak. Itu harus didiskusikan bersama,” katanya.