Kapal Selam Hilang Kontak

UPDATE: Biddokkes Polda Bali Periksa Kesehatan Anggota yang Siaga di Celukan Bawang Buleleng

Biddokkes Polda Bali melakukan pemeriksaan kesehatan kepada 65 petugas yang siaga di Pelabuhan Celukan Bawang

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Biddokkes Polda Bali saat melakukan pemeriksaan kesehatan kepada petugas yang siaga di Pelabuhan Celukan Bawang, Rabu 28 April 2021 pagi - UPDATE: Biddokkes Polda Bali Periksa Kesehatan Anggota yang Siaga di Celukan Bawang Buleleng 

"Mengangkatnya ada yang mengangkat menusuk, kemudian mengait sehingga mengangkat secara perlahan, kemudian ada yang menggunakan balon udara dan macam-macam. Ada yang menggunakan selang, selang ini dihubungkan dengan tangki pemberat pokok kemudian baru diembuskan udara ke dalamnya sehingga air itu terbuang. Tapi itu tergantung kondisi kapal di bawah laut. Kalau sudah hancur agak sulit untuk mengangkat," jelas M Ali.

Rencana mengangkat KRI Nanggala-402 masih didiskusikan bagaimana caranya, karena kedalamannya ini tidak dangkal dan ini termasuk yang dalam. Lebih dalam dari kejadian kapal selam Argentina.

Sebelum terjadinya peristiwa KRI Nanggala-402 tenggelam, Pemerintah sudah memiliki program pengadaan Kapal Rescue.

"Sudah diprogramkan dengan Bapennas, dengan Kemhan. Sudah diprogramkan satu kapal rescue," imbuh Asrena Kasal.

M Alimengatakan, KRI Nanggala-402 mengalami fase sub-miss hingga fase sub-sunk di utara perairan Bali dan sebanyak 53 awak yang onboard dinyatakan gugur serta kapal selam terbagi tiga bagian diduga karena faktor alam.

"Masalah faktor alam ini tentunya pada saat kapal selam di permukaan mungkin hampir sama dengan faktor alam yang dialami kapal atas air. Tapi pada saat kapal selam menyelam mungkin yang paling berpengaruh adalah faktor arus bawah laut," ujar M Ali.

Faktor arus bawah laut ini di beberapa tempat berbeda tergantung kondisinya, tapi biasanya seorang awak kapal selam sebelum beroperasi dia melihat buku panduan yang menyampaikan bahwa kondisi daerah tersebut seperti apa, baik itu kondisi faktor oceanografi (permukaan) maupun hidrografi (bawah laut) dan ada juga internal solitaire wave atau arus bawah laut.

Berdasarkan beberapa pakar dan ahli oceanografi menyatakan arus bawah laut yang cukup kuat, yang bisa menarik secara vertikal.

Baca juga: Temukan Hydrophone dan Visual Torpedo, Evakuasi KRI Nanggala-402 Terus Dilakukan

"Jadi jatuhnya kapal ke bawah itu lebih cepat dari umumnya atau daripada biasanya. Nah ini yang harus diwaspadai. Biasanya kita kalau mewaspadai itu pasti pakai pendorongan yang lebih daripada biasanya. Kita gunakan kecepatan yang lebih. Kita harus siap untuk sewaktu-waktu mengembuskan tangki tahan tekan, tangki darurat seperti yang tadi diceritakan Danseskoal," jelas Asrena Kasal yang juga mantan Komandan KRI Nanggala-402.

Pihaknya mengaku memiliki pengalaman beberapa kali mengalami ini, seperti KRI Nanggala-402 pernah, KRI Cakra juga pernah, kapal lain juga mungkin pernah.

Kapal ini menjadi lebih berat dari seharusnya dan jatuh (karena terkena arus bawah laut), tapi bisa diatasi dengan pendorongan ataupun dengan mengembuskan tangki tahan tekan atau dengan emergency blow istilahnya.

"Bisa kita semua mengembuskan semua TPP atau tangki pemberat pokok atau balash tank yang ada di kapal. Itu untuk membuat kapal ini menjadi lebih ringan, itu cara-cara penanganannya," kata M Ali.

Cara penanganan itu pun dilatihkan kepada semua awak kapal selam saat berlayar bagaimana peran-peran kedaruratan, seperti bagaimana seorang perwira jaga kapal itu bisa mengatasi kedaruratan seperti dalam kondisi kapal jatuh, kemudi macet, kemudi darurat, terjadi kebakaran ataupun terjadi kebocoran.

"Itu kita latihkan secara rutin. Rutin selalu kita latihkan. Jadi itu pengalaman-pengalaman kami dan alhamdulillah selama ini memang tidak pernah sampai fatal. Kita selalu bisa mengatasi kedaruratan-kedaruratan itu," imbuhnya.

Kemungkinan arus bawah laut cukup tinggi dan melebihi batas kedalaman, KRI Nanggala-402 tenggelam dan retak terbelah menjadi tiga bagian.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved