Berita Denpasar

Peserta Pelebon di Griya Gede Keniten Sanur, Wajib Pakai Aplikasi PeduliLindungi

Serangkaian dengan palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung dari Griya Gede Keniten, pada Rabu, 6 Oktober 2021 digelar prosesi manah toya ning

Penulis: Putu Supartika | Editor: Noviana Windri
(Tribun Bali/Rizal Fanany)
Krama mengikuti prosesi manah toyah ning dalam serangkaian palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung dari Griya Gede Keniten menuju pura Belatri,matahari terbit, Denpasar, Rabu, 6 Oktober 2021. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Serangkaian dengan palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung dari Griya Gede Keniten, pada Rabu, 6 Oktober 2021 digelar prosesi manah toya ning.

Prosesi ini dilaksanakan di Pura Belatri, di kawasan Pantai Matahari Terbit, Sanur.

Kegiatan ini dimulai sejak pagi yang diawali dengan mapeed atau iring-iringan dari griya menuju ke Pura Belatri.

Ratusan pengayah terlibat dalam kegiatan ini dan digelar dengan protokol kesehatan yang ketat.

Salah satu putra dari Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung yakni Ida Bagus Gede Agung Sidharta Putra mengatakan sebelum digelar prosesi ini, pada 12 September 2021 lalu telah digelar upacara malelet.

Baca juga: Palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung di Sanur, Ada Pengaturan Lalu Lintas pada Puncak Acara

Baca juga: Bade Tumpang Siya Roboh Timpa Atap Rumah Warga saat Palebon di Keliki Kangin Gianyar

Baca juga: Pemprov Bali Terapkan Aplikasi PeduliLindungi di Semua Kantor Pemerintahan

Selanjutnya dilakukan prosesi saji tarpana dari semeton griya maupun murid dari Ida Pedanda Nabe.

“Hari ini kami melakukan prosesi manah toya ning di Pura Belatri dengan melibatkan peserta yang sangat terbatas dan protokol kesehatan yang ketat,” kata Sidharta saat diwawancarai, Rabu 6 Oktober 2021 siang.

Setelah prosesi manah toya kemudian dilanjutkan dengan prosesi pangaskaraan dan juga ngajum.

Dan pada tanggal 8 Oktober mendatang merupakan puncak dari acara palebon.

“Memang dari awal kami merencanakan prosesi ini dengan melibatkan semua lembaga mulai dari Satgas Covid-19 Kota Denpasar, Polresta, Danramil, sampai dengan satgas desa. Kami sendiri sangat mengurangi jumlah peserta yang hadir karena masih dalam suasana pandemi,” katanya.

Ia menambahkan, sebenarnya upacara ini sudah digelar pada 15 Agustus 2021 lalu.

Namun dikarenakan masih dalam suasana PPKM darurat, maka pelaksanaan palebon diundur menjadi tanggal 8 Oktober.

“Di tempat ini karena griyanya besar, maka tempatnya bisa terpisah-pisah. Setiap yang masuk wajib cuci tangan, cek suhu, pakai masker, dan juga menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Jadi secara prokes, kebetulan kami orang hotel dan satgas di pariwisata, wajib melakukan itu,” katanya.

Baca juga: TERKINI - Syarat Perjalanan Udara PPKM 5-18 Oktober, Tak Pakai PeduliLindungi untuk Kelompok ini

Baca juga: Pengelola DTW Agar Lapor Pengunjung Bertanda Merah dan Hitam pada Aplikasi PeduliLindungi

Baca juga: Makan di Restoran Wajib Screening PeduliLindungi, Sudah Punya Aplikasinya? Begini Cara Menggunakan

Selain itu, sebelum melakukan prosesi yang melibatkan banyak orang juga melakukan swab antigen.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved