Berita Bangli
Gempa Rusak 21 Sekolah di Bangli Bali, Warga Butuh Bantuan Tandon Air dan Lainnya
Gempa berkekuatan 4,8 Skala Richter yang mengguncang wilayah Bangli dan sekitarnya, Sabtu 16 Oktober 2021, mengakibatkan sejumlah fasilitas umum rusak
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Gempa berkekuatan 4,8 Skala Richter yang mengguncang wilayah Bangli dan sekitarnya, Sabtu 16 Oktober 2021, mengakibatkan sejumlah fasilitas umum rusak.
Salah satunya bangunan sekolah.
Hingga kini, Disdikpora Bangli mencatat ada 21 sekolah rusak akibat musibah tersebut.
21 sekolah ini terdiri dari 13 SD dan 8 SMP.
Baca juga: Cerita Ibunda Lionel, Korban Gempa di Desa Trunyan Bangli, Firasat Sang Adik Mimpi Ibunya Meninggal
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdikpora Bangli, I Wayan Gede Wirajaya mengatakan, sebagian besar kerusakan tersebut tergolong kerusakan ringan.
Hanya tiga sekolah yang masuk kategori sedang, dan tiga sekolah masuk kategori berat.
"Yang masuk kategori kerusakan sedang yakni SDN 1 Abang Batudinding, SDN 5 Tiga, serta SDN 1 Sulahan. Sedangkan yang masuk kategori kerusakan berat, adalah SMP 2 Tembuku, SDN 3 Terunyan, dan SDN 2 Landih. Total kerugian materiil seluruhnya mencapai ratusan juta lebih," sebutnya.
Kendati terdampak bencana, Wirajaya mengatakan, proses belajar mengajar (PBM) tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Mengingat sebagian besar kerusakan dampak gempa terkategori ringan.
Namun demikian, untuk di SDN 3 Terunyan PBM yang semula sudah menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, terpaksa kembali daring.
"Itu karena kerusakannya tergolong berat, sehingga demi keselamatan para siswa dan guru, maka PBM kembali daring. Begitu pun dengan SMPN 5 Tembuku. Mereka sebenarnya baru berencana menggelar PTM terbatas, Senin 18 Oktober 2021. Namun karena 16 Oktober ada gempa dan menyebabkan gentingnya rontok, pelaksanaan PTM terbatas kembali ditunda, sampai perbaikan selesai dilakukan," jelasnya.
Sementara disinggung sekolah yang kembali melaksanakan PBM secara daring karena dampak pandemi Covid-19, Wirajaya mengatakan, hingga kini tidak ada.
Ia juga berharap sebaran kasus Covid-19 di Bangli terus turun, sehingga PTM terbatas bisa diselenggarakan 100 persen.
"Untuk di PPKM level 2 ini pelaksanaan PTM terbatas masih 50 persen," tandasnya.
Gempa juga mengakibatkan rumah milik I Ketut Resep rata dengan tanah di Desa Kedisan, Kintamani, Bangli, Bali.