Berita Denpasar
PHDI Pro Dresta Bali Resmi Dibentuk dan Dikukuhkan di Pura Kentel Gumi
Terpilih sebagai Ketua Pengurus Harian, Marsekal TNI (Purn) Ida Bagus Putu Dunia. Dengan Sekretaris Pengurus Harian, adalah Komang Priambada.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Noviana Windri
Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Pengukuhan pengurus PHDI Provinsi Bali, dan kabupaten/kota se-Bali dengan jargon ‘Melalui Pemurnian PHDI Kita Lestarikan Hindu Dresta Bali-Nusantara’. Resmi dilakukan di Pura Kentel Gumi, pada Selasa 15 Maret 2022 sejak pukul 15.00 WITA sampai malam.
Terpilih sebagai Ketua Pengurus Harian, Marsekal TNI (Purn) Ida Bagus Putu Dunia.
Dengan Sekretaris Pengurus Harian, adalah Komang Priambada.
Ketua Dharma Kertha, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet.
Kemudian Ketua Sabha Walaka, Brigjen Pol (Purn) Drs. I Gede Alit Widana, SH, Msi.
Baca juga: PHDI Gianyar Sebut Melasti Bisa Dilakukan di Mata Air Terdekat
Baca juga: Pengerupukan di Jembrana Tanpa Pawai Ogoh-ogoh, FKUB, PHDI, Pemerintah & Kepolisian Samakan Persepsi
Lalu Dharma Adyaksa Sabha Pandita, Ida Rsi Agung Wayabya Suprabhu Sogata Karang.
Serta pengurus lainnya di seluruh Bali dan nasional.
Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, yang juga Ketua MDA Bali, dengan lantang menyebutkan bahwa PHDI ini adalah organisasi yang pro terhadap dresta Bali.
Sebagai warisan leluhur dari zaman ke zaman yang harus dijaga, oleh anak cucu zaman kini dan ke depan.
“Bali dengan adat budayanya sudah sangat dikenal sejak dahulu kala, bahkan di kancah internasional,” sebutnya dengan lantang.
“Kepada tamu yang datang, dan ingin merusak tradisi adat budaya leluhur sejak ribuan tahun lalu. Cukup sudah kalian mengusik kami,” imbuh panglingsir yang juga Ketua Umum Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama Indonesia ini. Baginya, jangan sampai tatanan yang adiluhung dan sudah baik diganggu lagi atau disusupi ajaran lain.
Sebagai Dharma Kertha, ia pun sangat yakin bahwa kasus di pengadilan akan dimenangkan oleh PHDI yang pro dresta Bali ini.
Walau demikian, kata dia, perjuangan masih panjang sehingga kepada sulinggih dan walaka yang tergabung di dalam PHDI tersebut diharapkan tetap bersatu.
“Kami ingin semuanya terbebas dari ajaran sampradaya,” tegasnya. Sehingga parisada harus berani menolak ini.
Baginya, jangan sampai diakomodasi ajaran sampradaya yang nantinya menjadi bias di dalam kehidupan sosial keagamaan Hindu di Bali dan Nusantara. Ia pun akan memperjuangkan legalitas ini di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, sehingga parisada yang pro dresta Bali bisa hidup selamanya.
“Walau di legalitas masih berjuang, namun di legitimasi kami rasa sudah ditangan,” sebutnya.
Ia pun mengakui, bahwa 99 persen lebih umat Hindu di Bali dan Nusantara mendukung PHDI dari hasil kelanjutan mahasabha luar biasa (MLB) ini.
Sebab baginya, sudah jelas bahwa seluruh elemen telah menolak sampradaya.
Baca juga: Kisruh Dualisme PHDI, Fraksi Golkar DPRD Bali Minta Penyelesaian Secara Musyawarah Mufakat
Baca juga: Akses Jaba Pura Ditutup Tembok, Pengempon Minta Bantuan PHDI Denpasar dan Pihak Terkait
Mulai dari Gubernur Bali, MDA Bali, hingga krama Bali khususnya desa adat.
Karena ditenggarai selama ini oknum sampradaya, kerap menghasut krama yang sudah beragama Hindu untuk masuk ke dalam sampradaya.
“Namun sayangnya oknum ini juga menghasut, mengatakan bahwa ajaran Hindu itu pemborosan dan mereka memanipulasi,”katanya.
Ia berharap agar umat Hindu ke depannya bersatu padu, kembali mengajegkan Bali dalam dresta Bali.
Tidak memihak sampradaya dan sejenisnya. Ketua Pengurus Harian, Marsekal TNI (Purn) Ida Bagus Putu Dunia, mengamini pernyataan ini.
Sebab bagi dirinya, pemurnian PHDI se-Nusantara ini memang perlu dan sangat harus dilakukan.
“Agar jagat Bali tetap ajeg dalam dresta Bali untuk ribuan tahun ke depan,” tegasnya.
Baginya, sampradaya sudah sangat merugikan Hindu bukan saja di Bali tetapi juga di Nusantara.
Untuk itu, ia berharap semua bergerak khususnya pengurus PHDI dalam melayani rakyat dan menjaga dari pengaruh sampradaya.
“Bekerjasama dengan MDA dan masyarakat, dengan membuat garis debarkasi yang jelas dan tegas untuk memisahkan antara ajaran dresta Bali Hindu peninggalan leluhur. Dengan ajaran sampradaya. Serta mengajak umat yang terpapar untuk kembali ke ajaran leluhur Hindu Bali dan Nusantara,” tegasnya.
Namun semua perjuangan tidak dilakukan dengan anarkis dan tetap dalam damai, sesuai dengan hukum yang berlaku sebab semuanya adalah saudara.
Ia pun berharap tidak ada model otoriter dalam menjalankan visi misi PHDI ini.
Baca juga: Minim Anggaran dan Antisipasi Keramaian, Kegiatan PHDI Klungkung Kembali Vakum Tahun 2022
Baca juga: PHDI Bali Minta Masyarakat Tak Menghujat Sulinggih Meski Terbukti Bersalah, Sudiana: Karma Berjalan
Gus Nuril, Senopati Nusantara Patriot Garuda Nusantara, juga turut hadir di antara pengukuhan pengurus tersebut.
Ketika membawakan sepatah kata dalam pidatonya, ia meneteskan air mata melihat semangat dari para pengurus PHDI pro dresta Bali ini.
Pria yang mengaku cucu buyut dari Brawijaya Lima ini, bersyukur ada sampradaya karena mampu kembali membangkitkan semangat persatuan Hindu Bali dan Nusantara untuk mengusir ajaran luar yang tidak pro dresta Bali.
Dewa Surya Anom, Wakil II Pengurus Harian PHDI Pusat, menegaskan agar semua umat bersatu melawan sampradaya.
Sebab jika terus dibiarkan lambat laun akan mengikis sedikit demi sedikit ajaran Hindu warisan leluhur.
“Sebab mereka (sampradaya) menyebarkanajaran yang menyatakan diri paling benar. Namun nyatanya mereka juga terkait dengan kelompok Hindu radikal di India,” sebutnya.
Ia berharap ajaran Tat Twan Asi, Tri Hita Karana, yang berlandaskan desa adat kembali ditegakkan dan dikuatkan.
“Mari murnikan kembali Hindu warisan leluhur Nusantara,” tegasnya.