Berita Tabanan
Nelayan Tabanan Menjerit Tak Bisa Melaut, Dilarang Beli Pertalite di SPBU
I Ketut Arsana Yasa menceritakan, ia telah mendapat banyak laporan dari para nelayan di seluruh Kabupaten Tabanan.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Sebagian besar nelayan di kabupaten menjerit, Rabu 6 April 2022.
Sebab, para nelayan yang hendak melaut dilarang membeli bahan bakar pertalite di sejumlah SPBU.
Padahal jumlahnya tidak banyak dan saat ini sedang musim panen lobster.
Sebagian nelayan juga terpaksa beralih profesi seperti tukang kajang nyuh atau buruh angkut kelapa.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan, I Ketut Arsana Yasa menceritakan, ia telah mendapat banyak laporan dari para nelayan di seluruh Kabupaten Tabanan.
Baca juga: Kisah Nelayan di Klungkung Tanpa BBM Premium, Subrata Lebih Pilih Antar Tamu Mancing
Baca juga: Nelayan di Karangasem Pilih Tak Melaut Lantaran Stok Pertalite Langka
Baca juga: Tangkapan Minim, Nelayan di Klungkung Pilih Antar Tamu Memancing daripada Melaut
Sedikitnya, ia pagi ini sudah mendapat tiga telpon untuk mesadu terkait kesulitan mendapatkan bahan bakar.
"Pagi ini saya sudah terima tiga telpon dari temen temen nelayan seperti di wilayah Selemadeg. Per hari ini, mereka tak bisa melaut karena tak bisa membeli bahan bakar petralite di SPBU Soka," ungkap Arsana Yasa, Rabu 6 April 2022.
Pria yang lebih akrab disapa Ketut Sadam ini melanjutkan, dari keterangan para nelayan mereka tak diijinkan alias dilarang beli pertalite karena aturan.
Hanya saja, tak dijelaskan aturan yang mana digunakan untuk pelarangan itu.
"Sebenarnya per 1 April kemarin itu sempat tak dikasi. Tapi, setelah itu nelayan menggunakan kartu nelayan kemudian diberikan. Tapi per hari ini tadi pagi tak diberikan lagi," kata pria yang juga Anggota Komisi I DPRD Tabanan ini.
Disinggung mengenai upaya kelanjutannya, Sadam menjelaskan dirinya beserta teman teman nelayan bakal meminta petunjuk ke Ketua DPRD Tabanan, I Made Dirga dan juga Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya.
Baca juga: Nelayan Pengambengan Jembrana Menjerit, Susah Dapat Solar, SPBN Bantah Ada Prioritas
Baca juga: Nelayan Menjerit Akibat Sulitnya Dapat Solar, SPBN Pengambengan Tegaskan Tidak Ada Pembedaan
Baca juga: BREAKING NEWS: Nelayan di Jembrana Kesulitan Dapat Solar, Kadis Kelautan: Pembagiannya Urusan SPBU
Dia berharap ada solusi dengan kondisi ironi saat ini, apalagi aktivitas para nelayan merupakan salah satu bentuk perekonomian.
Bahkan tak hanya nelayan saja, para petani yang kebetulan menggunakan mesin disel juga tak bisa beraktivitas karena mengalami hal serupa.
Semoga saja, kedepannya ada kebijakan terhadap petani dan nelayan di tengah situasi sulit saat ini.
"Kami akan minta petunjuk ke Pak Ketua (DPRD) dan bapak Bupati Tabanan juga. Kami akan menyampaikan apa yang menjadi keluhan dari temen temen nelayan kita. Apalagi kita ketahui lobster juga menjadi pasar ekspor," tandasnya.