PMI Telantar di Turki
Sakit dan Tak Punya Biaya Berobat, PMI Asal Bangli Minta Tolong Dipulangkan ke Bali
Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang, Bangli, Bali kondisinya memperihatinkan di negara Turki.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Ia diberi waktu makan 15 menit, sedangkan keberadaan kantin atau tempat makan sangatlah jauh. Butuh waktu 5 menit untuk menuju tempat makan.
Tak jarang Gusti Ayu Vira dapat jatah makan sehari sekali dengan alasan ramai tamu. Karenanya ia pun kadang terpaksa curi-curi waktu memasukkan nasi dan lauk pauk ke kertas tisu. Dan baru memakannya saat mengambil tamu.
Sebab jika tidak demikian, maka dia tidak akan bisa makan seharian.
Selain jam kerja yang tidak sesuai dengan kontrak, gaji yang didapatkan pun tidak sesuai. Di mana ia hanya mendapatkan gaji sekitar Rp4.200.000, dan bulan berikutnya sekitar Rp7.100.000. Pembayaran gaji pun sering terlambat.
Selama bekerja di bos pertama, Gusti Ayu Vira merasa tidak betah. Selain karena tekanan dan beban dalam pekerjaan, ia juga kerap diteror oleh pemilik pelatihan spa. Yang memintanya melunasi utang keberangkatan.
Sedangkan saat dimintai pertanggungjawaban pembayaran gaji yang tidak sesuai kontrak, pemilik pelatihan itu tidak merespons.
Ia akhirnya kabur, mencari pekerjaan lain dengan niat membayar utang. Namun di bos kedua, ia hanya ditunda-tunda tanpa kepastian pekerjaan. Sehingga ia memutuskan kabur lagi, mencari bos baru.
Ibarat keluar dari lubang buaya masuk ke kandang singa, pada bos ketiga ini baru bekerja sebulan Gusti Ayu Vira justru mendapatkan pelecehan dari salah satu customer.
Ia sempat melapor pada manager, namun sang manager tak menggubrisnya.
Ia baru tahu, ternyata tempat spa ketiga ini tidak baik. Karena merasa ketakutan, Gusti Ayu Vira kabur tanpa mendapatkan gaji.
Dengan uang yang tersisa sedikit, ia akhirnya mendapatkan pekerjaan lagi. Di bos keempat ini barulah ia merasa aman. Kendati demikian, Gusti Ayu Vira hanya mampu bekerja selama sebulan.
Ia jatuh sakit tanggal 17 Juli 2022, muntah darah hingga tidak dapat berjalan karena memiliki masalah di perut dan di paru-paru.
Hingga tanggal 13 Agustus 2022, Gusti Ayu Vira masih sakit.
Kondisi kesehatannya semakin parah, tiap hari muntah, uang untuk biaya pengobatan juga sudah tidak ada. Oleh sebab itu pihaknya memohon kepada Presiden untuk memulangkannya ke Bali Indonesia.
Sementara itu, Gusti Ayu Kencana Dewi, selaku kerabat Gusti Ayu Vira mengaku tahu jika sepupunya berangkat kerja ke luar negeri. Namun ia tidak tahu apa jenis pekerjaannya.