Hari Raya Saraswati
Hari Turunnya Ilmu Pengetahuan, Benarkah Tidak Boleh Membaca dan Belajar Saat Hari Raya Saraswati?
Dikenal sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan, benarkah seseorang tak boleh membaca dan belajar saat Hari Raya Saraswati?
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tatkala masih kecil, Raden Wudug pergi ke hutan karena kesal dimarahi oleh Dewi Sinta dan dipukul kepalanya dengan pengaduk nasi.
Raden Wudug yang mengembara, akhirnya lambat laun tumbuh dewasa. Ia pun hendak menemui sang ayah, namun apa daya tidak jua ada hasilnya.
Pemuda ini pun bertapa dengan teguh, hingga akhirnya mendapat anugerah Dewa Siwa.
Baca juga: Makna Dewi Saraswati di Dalam Weda, Nama Sungai hingga Pusat Kesuburan dan Kesucian
Tapanya yang teguh dan kokoh seperti gunung, membuat namanya berganti menjadi Sang Watugunung.
Anugerah yang didapatkannya adalah bisa mengalahkan 27 orang raja, sesuai dengan permohonan Watugunung sendiri.
Namun setiap kekuatan pasti ada kelemahan, dan Dewa Siwa mengatakan bahwa Watugunung akan bisa dikalahkan oleh seseorang dengan Triwikrama berwujud kura-kura.
Begitulah manusia, tatkala memiliki kekuatan terkadang menjadi jumawa dan lupa diri.
Hal inipun terjadi pada Watugunung, dan ia terus mencoba kesaktiannya saat meninggalkan tempat pertapaan dan menuju ke pemukiman warga.
Sikapnya yang arogan dengan kekuatan besar, benar-benar membuat Watugunung lupa diri. Satu per satu raja dikalahkan, dan membuat rakyatnya sengsara.
Ia telah berhasil mengalahkan 26 raja, sampai akhirnya tiba di Jalasanggara yang tiada lain adalah rumahnya sendiri.
Namun karena Watugunung kabur saat masih kecil, ia dan kedua permaisuri kerjaan pun lupa akan jati dirinya.
Dewi Sinta dan Dewi Landep menyerah, kepada anaknya sendiri.
Baca juga: Sastra Saraswati Sewana 2022 Bahas Tradisi Pemuliaan Danau sebagai Hulu Peradaban Air Bali
Tak lama kemudian, kedua dewi dipersunting oleh Watugunung menjadi istrinya.
Suatu ketika, Watugunung berada dipangkuan Dewi Sinta, dan sang dewi pun mencarikan kutu serta membelai rambutnya.
Tanpa sengaja, bekas lupa pukulan yang mirip dengan luka anaknya, ada dikepala Watugunung. Membuat Dewi Sinta sangat kaget, hancur dan hatinya porak-poranda.