Hari Raya Saraswati
Hari Turunnya Ilmu Pengetahuan, Benarkah Tidak Boleh Membaca dan Belajar Saat Hari Raya Saraswati?
Dikenal sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan, benarkah seseorang tak boleh membaca dan belajar saat Hari Raya Saraswati?
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Putu Kartika Viktriani
Ia gelisah dan khawatir bahwa Watugunung adalah anaknya sendiri, namun ia yakin luka itu sama persis dengan luka yang dimiliki anaknya terdahulu.
Melihat sang dewi tiba-tiba sedih, Watugunung pun bertanya ada apa gerangan.
Sang raja kemudian mengucapkan akan memberikan apa saja yang membantu menghilangkan kesedihannya.
Tentu saja ia sangat sayang dan nyaman dengan Dewi Sinta, karena sejatinya istrinya itu adalah ibu kandungnya sendiri.
Dewi Sinta yang sangat malu dan marah, berusaha menutupi kesedihannya. Ia mencari cara mengakhiri perkawinan yang itu.
Ia kemudian meminta agar Sang Watugunung membawakan dirinya seorang pelayan, bernama Dewi Nawang Ratih.
Baca juga: Saraswati Segera Datang, Jangan Lupa Siapkan Sarana Upakaranya
Watugunung yang merasa dirinya hebat tiada tanding, kemudian mencari Dewi Nawang Ratih yang tiada lain adalah istri dari Dewa Wisnu.
Sesampainya di Wisnu Loka, dengan sombong Watugunung meminta Dewi Nawang Ratih kepada Dewa Wisnu. Tentu saja sang Tri Murti murka, hingga terjadi pertempuran diantara keduanya.
Anugerah dari Dewa Siwa, membuat kekuatan dan kesaktian Watugunung sepadan dengan Dewa Wisnu dan pertarungan pun belum berakhir.
Hingga akhirnya Dewa Wisnu mengutus Bhagawan Wrehaspati mencari kelemahan Watugunung.
Diutuslah Sang Lumanglang, yang menyamar menjadi binatang kecil dan mendatangi kamar Watugunung bersama Dewi Sinta.
Dari sana didapat informasi bahwa Watugunung, bisa dikalahkan dengan seseorang yang mampu berTriwikrama dan mengubah diri menjadi kura-kura.
Singkat cerita, akhirnya Watugunung kalah setelah Dewa Wisnu berTriwikrama.
Tepat pada Minggu Kliwong sang Watugunung kalah dan terbunuh, makanya dikenal dengan Watugunung runtuh saat itu.
Namun Dewa Siwa kembali menghidupkannya, dan akhirnya dibunuh lagi oleh Dewa Wisnu.
Baca juga: Wuku Watugunung, Wuku Terakhir dalam Pawukon dan Kaitannya dengan Dewi Saraswati