Berita Jembrana

Terpaksa Tampung Air Hujan Dengan Terpal, Dampak Bencana Alam, Distribusi Air Bersih Terganggu

Salah satunya adalah saluran distribusi air bersih, yang putus & belum tersambung hingga sekarang.

Istimewa
Salah satu wadah penampungan air bersih yang dibangun Warga Banjar Pangkung Kwa, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana belum lama ini. 

TRIBUN-BALI.COM -  Dampak bencana alam yang terjadi Oktober 2022 lalu, di Jembrana masih menyisakan pilu.

Salah satunya adalah saluran distribusi air bersih, yang putus & belum tersambung hingga sekarang.

Warga yang terdampak pun, terpaksa untuk mencari air dengan cara ke sungai.

Melakukan pengeboran mandiri, hingga menyiapkan penampungan air hujan dengan terpal.

Atas hal itu, pihak Perumda Air Minum Tirta Amerta Jati Jembrana, mengaku telah berkoordinasi dengan Kementrian terkait untuk memperoleh bantuan perbaikan saluran distribusi air tersebut.

Baca juga: Dua Rumah Warga Jembrana Roboh, Cuaca Ekstrem Sebabkan Sejumlah Bencana Alam

Baca juga: Awalnya Sulit Dinyalakan, Warga Yeh Kuning Jembrana Panik Saat Api Sambar Tabung Gas Bocor

Ilustrasi air bersih - Dampak bencana alam yang terjadi Oktober 2022 lalu, di Jembrana masih menyisakan pilu.

Salah satunya adalah saluran distribusi air bersih, yang putus & belum tersambung hingga sekarang.

Warga yang terdampak pun, terpaksa untuk mencari air dengan cara ke sungai.

Melakukan pengeboran mandiri, hingga menyiapkan penampungan air hujan dengan terpal.

Atas hal itu, pihak Perumda Air Minum Tirta Amerta Jati Jembrana, mengaku telah berkoordinasi dengan Kementrian terkait untuk memperoleh bantuan perbaikan saluran distribusi air tersebut.
Ilustrasi air bersih - Dampak bencana alam yang terjadi Oktober 2022 lalu, di Jembrana masih menyisakan pilu. Salah satunya adalah saluran distribusi air bersih, yang putus & belum tersambung hingga sekarang. Warga yang terdampak pun, terpaksa untuk mencari air dengan cara ke sungai. Melakukan pengeboran mandiri, hingga menyiapkan penampungan air hujan dengan terpal. Atas hal itu, pihak Perumda Air Minum Tirta Amerta Jati Jembrana, mengaku telah berkoordinasi dengan Kementrian terkait untuk memperoleh bantuan perbaikan saluran distribusi air tersebut. (Pixabay)

Menurut informasi yang diperoleh, sedikitnya hampir 2.000 pelanggan Perumda Air Minum Tirta Amerta Jati Jembrana yang kesulitan air bersih, dampak dari bencana alam.

Jumlah tersebut tersebar di wilayah Penyaringan, dan juga Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo.

Kelihan Banjar Pangkung Kwa, Desa Penyaringan, I Wayan Kardiana menuturkan, pasca bencana alam yang terjadi pada Oktober 2022 lalu.

Warganya mengalami kesulitan air bersih.

Sebab, pipa distribusi air bersih di wilayahnya putus diterjang air bah.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga terpaksa melakukan berbagai cara.

Wayan Kardiana menyebutkan, sejumlah warga ada yang memilih untuk mencari air ke sungai.

Melakukan pengeboran air bawah tanah, membuat kelompok untuk menyalurkan air dari sungai ke rumah-rumah warga.

Hingga membuat wadah dengan terpal untuk menampung air hujan.

Salah satu wadah penampungan air bersih yang dibangun Warga Banjar Pangkung Kwa, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana belum lama ini.
Salah satu wadah penampungan air bersih yang dibangun Warga Banjar Pangkung Kwa, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana belum lama ini. (Istimewa)

"Berbeda-beda caranya, ada yang ke sungai, ada juga yang ngebor air, dan ada yang menampung air hujan," kata Wayan Kardiana saat dikonfirmasi, Senin 30 Januari 2023.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved