Berita Bangli

Kesan Bebas Wisatawan Asing Hidup di Bali, Pelaku Pariwisata Dilematis Sikapi Pelanggaran WNA

Untuk mengatasi masalah yang terjadi akhir-akhir ini, utamanya terkait WNA yang tidak taat aturan, Darmayasa menilai perlu adanya kerjasama.

Mer
Pengelola Desa Wisata Undisan, Tembuku, Bangli, Kadek Darmayasa Karang. 

TRIBUN-BALI.COM - Para pelaku pariwisata di Bangli mengaku dilematis menyikapi berbagai pelanggaran dan tingkah aneh wisatawan Bali. Lebih-lebih pariwisata Bali baru saja pulih dari hantaman pandemi Covid-19.

Pengelola Desa Wisata Undisan, Tembuku, Bangli, Kadek Darmayasa Karang mengatakan, pelanggaran yang dilakukan oleh wisatawan asing seperti dari Rusia dan Ukraina karena mereka terlalu bebas hidup di Bali. Mereka merasa sangat gampang hidup di Bali.

Namun demikian, ia mengatakan, Bali tak bisa berkutik andai tak ada wisatawan. Hal inilah yang membuatnya dilema. "Jujur saja kami dilema. Sebab, di satu sisi kami butuh mereka, para wisatawan pasca dihantam pandemi Covid-19 selama dua tahun," ucapnya, Selasa (4/4).

Baca juga: Jenazah Suparja Telah Dibawa Pulang, Sempat Dimandikan dan Disholatkan oleh RSUP Sanglah

Baca juga: Nilai Ganti Rugi Korupsi LPD Anturan Rp 5 Miliar, Hakim Pengadilan Tipikor Vonis Wirawan 10 Tahun

Pengelola Desa Wisata Undisan, Tembuku, Bangli, Kadek Darmayasa Karang.
Pengelola Desa Wisata Undisan, Tembuku, Bangli, Kadek Darmayasa Karang. (Mer)

Untuk mengatasi masalah yang terjadi akhir-akhir ini, utamanya terkait WNA yang tidak taat aturan, Darmayasa menilai perlu adanya kerjasama dengan berbagai pihak. Dalam hal ini, penegakkan hukum harus jelas agar wisatawan yang datang ke Bali tidak merasa sangat bebas sampai kebablasan.

"Kami memang mengejar jumlah atau kuantitas, tapi tidak semata-mata juga Bali itu dijual murah. Kami sependapat dengan tamu yang dari Italia yang viral itu. Mereka mengatakan Bali itu sangat murah dan dijual murahan," ujarnya.

Ia mengatakan, organisasi pariwisata seperti HPI, Asita, PHRI dan lain sebagainya diharapkan bekerja secara profesional. Dengan demikian diharapkan kedepan tamu yang datang ke Bali adalah yang berkualitas.

"Nah supaya kedepan Bali itu tidak terkesan murahan lagi. Bagaimana bersama-sama membenahi tatanan pariwisata di Indonesia," demikian kata Darmayasa memberi saran. (mer)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved