Berita Jembrana
Antrean Kendaraan Sampai 6 Km Lebih, Pelabuhan Gilimanuk Padat! Operasikan 33 Kapal Layani Pemudik
Salah satu kapalnya adalah Kapal Motor Penumpang (KMP) Jatra II yang memiliki kapasitas hingga 600 unit, sepeda motor dan puluhan mobil pribadi.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
ANTREAN kendaraan yang lumayan panjang membuat banyak masyarakat, khususnya warga Gilimanuk beralih profesi, Rabu (19/4). Mereka memanfaatkan momen ini dengan menjadi ojek dadakan.
Bahkan, jumlahnya bukan satu dua orang saja, melainkan puluhan orang. Tarifnya cukup bervariasi, yakni Rp 20-30 ribu sekali antar.
Menurut informasi yang diperoleh, ketika momen Lebaran ini biasanya sudah mempersiapkan diri dan kendaraan untuk menawarkan jasa ojek dadakan.
Ketika antrean mulai panjang atau memasuki kawasan hutan, mereka lantas bergegas mencari ‘pelanggan’. Pelanggannya rata-rata mereka yang menumpang bus tujuan Denpasar-Gilimanuk.
Ojek dadakan diklaim sangat membantu karena lebih cepat sampai di pelabuhan.
Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma mengatakan, warga yang beralih profesi sebagai ojek dadakan ini ada sejak Rabu dini hari. Sebagian besar, mereka yang menjadi ojek adalah warga Gilimanuk.
"Mulai tadi pagi, terlihat di kawasan tengah hutan ada warga yang ngojek (ojek dadakan) membawa penumpang. Penumpangnya, terutama yang naik bus dan travel," ungkapnya.
Dia melanjutkan, mereka yang berprofesi sebagai ojek dadakan adalah aktivitas musiman. Mereka memanfaatkan momen ketika hari raya Lebaran dan ada antrean lumayan panjang.
Tentunya ini menjadi berkah bagi masyarakat. "Ini musiman. Terutama pas mudik Lebaran. Mereka ngojek jika ada antrean kendaraan dan penumpang hingga melewati tugu Cekik," tandasnya.
Kehadiran ojek dadakan ini juga diakui sangat membantu penumpang yang terjebak macet, apalagi mereka yang sudah pesan tiket kereta api dengan jam tertentu.
Seperti pengakuan Harjiyo (45), pemudik dari Denpasar yang hendak menuju Jember (Jawa Timur). Ia menumpang mobil Mitsubishi Expander bersama rombongan keluarganya dan keluarga temannya.

“Kami mulai menemui kemacetan pada pukul 03.30 Wita, Rabu 19 April 2023. Kemacetan terjadi sejak di kawasan hutan Taman Nasional Bali Barat (TNBB), tepatnya di sekitar pertigaan antara ke arah Gilimanuk, Singaraja dan Denpasar.
Padahal, titik awal kemacetan itu hanya berjarak sekitar 3 Km dari pintu masuk ke penyeberangan Pelabuhan Gilimanuk,” ungkapnya.
Harjiyo mengatakan, di lokasi sekitar Cekik dekat TNBB itu, mobil yang ditumpanginya sudah tidak bisa bergerak. Ratusan mobil lainnya juga mengalami kondisi yang sama.
Akhirnya, setelah menunggu 2 jam dan kemacetan belum juga terurai, Harjiyo beserta istri dan anaknya turun dari mobil. Mereka masing-masing naik ojek motor dan melepaskan diri dari rombongan bermobil.
pemudik
Gilimanuk
antrean
kendaraan
kapal
sepeda motor
KMP
ASDP
Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto
Kabid Humas Polda Bali
Pemkab Jembrana Target Puluhan PMI Berangkat Tahun Ini, Masih Didominasi Berangkat ke Jepang |
![]() |
---|
Masyarakat Jembrana Diminta Hindari Praktik Calo Pembuatan SIM, Pastikan Tarif Sesuai PP Berlaku |
![]() |
---|
Dua Kebakaran Terjadi Kecamatan Mendoyo Jembrana Bali, Diduga Karena Percikan Api Las |
![]() |
---|
Pernah Digunakan Pernikahan Putra Raja Jembrana VII Pada 1940, Payas Dirga Diusulkan Jadi WBTB |
![]() |
---|
Tekan Kasus Rabies, Ratusan HPR di Jembrana Bali Divaksin Dalam Sehari, Tercatat Sudah 96 Positif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.