Berita Buleleng

Kunjungan ke Patas Buleleng, Luhut Akan Buat Kebijakan Pembuatan Plastik dari Rumput Laut

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan berencana membuat kebijakan terkait pembuatan plastik dari bahan rumput laut

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan saat meninjau budidaya rumput laut di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Jumat 28 April 2023. 

TRIBUN-BALI.COM, BULELENG -  Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan berencana membuat kebijakan terkait pembuatan plastik dari bahan ramah lingkungan seperti rumput laut.

Kebijakan ini akan segera ia diskusikan bersama tim di Jakarta. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Luhut saat meninjau budidaya rumput laut yang ada di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Jumat 28 April 2023.

Baca juga: Indonesia Diserang Cuaca Panas, Luhut Peringatkan El Nino Agustus 2023

Ia menyebut, budidaya rumput laut yang dilakukan di Desa Patas bekerja sama dengan India ini berpotensi menciptakan lapangan kerja.

Selain itu rumput laut juga diyakini mampu menjadi solusi untuk membersihkan laut, meningkatkan populasi ikan dan mempercepat pertumbuhan karang. 


Melihat potensi yang dimiliki, Luhut menyebut akan mengembangkan budidaya rumput laut seluas 1 kilometer square di Bali dan Lombok.

Baca juga: Cuaca Panas di Indonesia, Menkomarves Luhut Ingatkan El Nino 2023, Berpotensi Sebabkan Kekeringan

Pengembangan ini juga dilakukan atas instruksi Presiden RI Joko Widodo. Sementara untuk pengolahannya dikatakan Luhut dapat digunakan sebagai bahan pembuatan plastik yang ramah lingkungan, hingga dapat dijadikan sebagai bahan pengganti minyak bumi.


Luhut mengaku akan segera membuat peraturan bagi perusahaan pembuat plastik.

Apabila menggunakan bahan ramah lingkungan seperti rumput laut, maka akan diberikan insentif.

Baca juga: Luhut Tak Rekomendasikan Pembangunan LNG Sidakarya, Giriantari Ingatkan Bali Harus Mandiri Energi

"Cost-nya memang masih mahal, tapi nanti akan di skill up sehingga cost-nya akan turun. Nanti kami akan bikin aturannya. Menggunakan ini (rumput laut,red) akan kami kasih insentif. Kalau menggunakan plastik akan kami kenakan tarif."

"Minggu depan tim akan rapat di Jakarta, karena Presiden sudah memerintahkan untuk mendalami ini (rumput laut,red) seperti mangrove," jelasnya. 

Baca juga: Luhut Minta TPST di Denpasar Sudah Beroperasi 100 Persen Bulan Juni


Sementara Presiden Direktur PT Sea Six Energy Indonesia, Agus Sastra Wiguna mengatakan, pihaknya melakukan budidaya rumput laut jenis spinosum dan cottoni di perairan laut Desa Patas, hingga seluas lima hektar.

Budidaya dilakukan sejak 2020 lalu, dan ditanam di kedalaman lima hingga 30 meter. 


Rumput laut itu kata Wiguna diolah dalam bentuk cairan dan padat sebagai bahan baku biostimulan, selanjutnya diekspor ke India untuk diolah dan dipasarkan.

Baca juga: Seorang WNA Asal Suriah Memiliki KTP Denpasar, Luhut: Turis Nakal Tidak Diperlukan di Bali

Bahkan Wiguna mengaku saat ini pihaknya juga sedang dalam tahap riset untuk menggunakan rumput laut sebagai bioplastik dan biofuel. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved