Kesehatan
Amankah Berhubungan Seksual Saat Hamil? Simak Penjelasannya Berikut Ini
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, ketika sedang hamil apakah tetap dapat melakukan hubungan seksual.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Mungkin banyak yang bertanya-tanya, ketika sedang hamil apakah tetap dapat melakukan hubungan seksual.
Hal tersebut dijawab oleh Dokter Made Oka Negara, M.Biomed selaku Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia Cabang Denpasar, ketika dikonfirmasi pada, Rabu 10 Mei 2023.
“Jadi sebenarnya dorongan seksual walaupun hamil tidak serta merta turun drastis faktor-faktor psikologis yang membuat dorongan seksual itu terhambat,” kata, Dokter Oka.
Baca juga: Wisman China Tempati Posisi Ketiga Terbanyak Datangi Bali, Pawiba Harap Pariwisata Tak Dijual Murah
Baca juga: Pedagang Ikan di Pasar Anyar Kembali Datangi DPRD Buleleng, Simak Pembahasannya!

Misalnya ibu takut keguguran, takut capek, dan takut janin tak tumbuh dengan optimal serta ketakutan lainnya.
Tapi dikatakan Dokter Oka, memang benar ada masa di mana jangan dulu melakukan hubungan seksual saat istri sedang hamil dan suami harus mengetahui hal tersebut.
Kapan itu? yakni pada tri semester pertama atau 3 bulan pertama.
Jadi biarkan janin benar-benar tumbuh dengan baik, juga fase-fase pertumbuhan organnya juga baik.
Dan ketika sudah masuk di tri semester kedua, yakni usia kehamilan 4,5 dan 6 bulan baru dianjurkan bisa berhubungan seksual.
Kemudian di tiga bulan terakhir, mulai dibatasi terutama pada satu bulan terakhir jelang kelahiran.

“Kalaupun mau berhubungan seksual, posisinya kira-kira jangan sampai mengakibatkan benturan atau gerakan misalnya saling duduk bersama atau melakukan penetrasi.
Artinya masuknya sperma di bulan ke empat, lima, enam, tujuh itu tidak berbahaya namun gerakannya dikhawatirkan memunculkan kontraksi di bulan ke bulan 7,8 dan 9 terutama di bulan 9,” paparnya.
Kadang-kadang ada yang berfikir sensasi karena istri agak berisi dan gendut ketika hamil kemudian vagina terlihat bengkak jadi terlihat rapat itu dapat menjadi sebuah stimulus baru.
Karena dorongan seksual bisa terbentuk dari stimulus, rangsangan atau fantasi seksualnya yang juga optimal.
“Sebenarnya kami tidak terlalu menganjurkan sperma dikeluarkan didalam saat usia kehamilan masuki 3 bulan terakhir.
Karena sperma itu ada kandungan zat prostaglandin yang bisa mengakibatkan kontraksi. Boleh-boleh saja tapi bulan ke-9 sebaiknya ditunda saja,” tutupnya. (*)
1 Juta Warga Indonesia Setiap Tahun Berobat ke Luar Negeri, Kerjasama Prudential & BIH Gaet Potensi |
![]() |
---|
648 Warga Kehilangan Status Penerima Bantuan Iuran JKN di Klungkung, Ini Kata Kepala Dinas Sosial |
![]() |
---|
KASUS Diabetes Anak Naik! Selain AMDK Haruskah Juga Larang Kemasan Kecil Minuman Berperisa di Bali? |
![]() |
---|
BUKAN Vitamin? Makanan Pencegah Stunting Anak, IDAI Bali Dapat PR Edukasi Protein Hewani ke Orangtua |
![]() |
---|
OBAT Kuat Pria Ilegal Ditemukan! BPPOM Denpasar Sita 73 Obat Tradisional Ilegal, Berisi Bahan Kimia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.