Berita Klungkung
Bocah 6 Tahun Meninggal Tak Dapat VAR, Puskesmas Tak Beri Vaksin, Pemilik Anjing Tak Mau Jujur
Anak berusia enam tahun berinisial Ni Made K meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di ICU RSUD Klungkung
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Anak berusia enam tahun berinisial Ni Made K meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di ICU RSUD Klungkung, Senin (29/5).
Berdasarkan penjelasan keluarga, sebelum meninggal Made mengeluh takut air, mengamuk, dan muntah-muntah.
Pihak keluarga mengatakan, anak perempuan tersebut masuk ke RSUD Klungkung Senin dini hari kemarin.
Baca juga: Marak Laporan Gigitan Anjing, Disperpa Badung Kembali Gencarkan Vaksin Rabies
Sehari sebelumnya Made mengatakan ke neneknya, ia sudah merasa tidak mampu minum air lagi.
"Senin sore anak ini mengeluh takut air ke neneknya, bahkan tidak bisa minum. Lalu malamnya demam tinggi dan muntah-muntah. Langsung dibawa ke UGD RSUD Klungkung pada dini hari," ungkap keluarga, Putu Budi Krista Artawan.
Selama di UGD, warga asal Desa Tegak, Klungkung itu terus muntah-muntah dan terkesan melawan saat dirawat.
Kondisinya yang tidak kunjung membaik membuatnya harus dipindahkan ke ICU.
Baca juga: Dewan Bangli Minta Pemerintah Lebih Serius Tangani Rabies, Dinilai Ancam Habitat Anjing Kintamani
Namun nyawa anak yang baru mau masuk SD ini tak tertolong pukul 15.04 Wita.
Pihak keluarga mengatakan, Made memiliki riwayat gigitan anjing di kakinya sekitar dua bulan lalu.
Korban ke Puskesmas Klungkung II namun tidak mendapatkan vaksin anti rabies (VAR). Pihak keluarga diminta untuk mengobservasi anjing yang menggigit selama 15 hari.
Baca juga: Dinas Pertanian Denpasar Lakukan Vaksinasi Rabies Door to Door, Tahun 2023 Sasar 30 Ribu Anjing
Kalau anjing tersebut mati, barulah kembali dilaporkan ke puskesmas.
"Lukanya sedikit, hanya goresan sehingga diminta observasi anjing yang menggigit. Anjing itu milik tetangga," tutur Artawan.
Namun pemilik anjing tidak terbuka. Padahal keluarga Made beberapa kali sudah bertanya.
Pemilik mengatakan anjing itu diikat di rumah lainnya. Namun informasi yang mengejutkan datang, bahwa anjing itu telah lama mati.
"Baru dapat informasi, kalau anjing itu telah lama mati. Tapi pemilik anjing itu tidak menyampaikan ke keluarga. Kami juga masih menunggu juga hasil diagnosa dari pihak rumah sakit," ungkap Artawan.
Baca juga: Jembrana Tambah Satu Kasus Positif Rabies di Awal April, Catat 27 Kasus Rabies Dalam Empat Bulan
Bantah Rabies
Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, dr Ni Made Adi Swapatni mengatakan dari laporan yang diterimanya, anak itu masuk RSUD Klungkung dengan keluhan tidak bisa kencing.
"Saya belum bisa memastikan anak itu meninggal karena rabies," jelasnya.
"Saya baru dapat info dari Kepala Puskesmas Klungkung II, tanda rabies sama sekali tidak ada. Anak itu masuk dengan keluhan tidak bisa kencing, tidak ada tanda ke arah rabies," ujar Adi Swapatni.
Baca juga: Bulan Maret Tercatat 9 Ekor Positif Rabies di Jembrana Bali, Capaian Vaksinasi Sudah 42 Persen
Namun ia tak membantah anak itu sempat datang ke Puskesmas Klungkung II dengan riwayat gigitan anjing.
Namun karena masuk resiko rendah, keluarga pasien diminta melakukan observasi terhadap anjing yang menggigit.
"Sesuai SOP memang demikian. Jika gigitan risiko rendah, pasien diminta observasi anjing yang menggigit. Laporan dari Kepala Puskesmas Klungkung II, anak itu sempat kontrol tanggal 4 Maret 2023 dikatakan anjing masih hidup, dan diminta untuk lanjut observasi anjingnya," jelas Adi Swapatni.
Baca juga: 18 Kasus Gigitan di Jembrana, 2 Meninggal Bergejala Rabies, Rancang Pararem dan Bentuk Satgas Rabies
Andai anjing itu masih hidup selama observasi 15 hari, pasien tidak tidak akan mendapat VAR. Namun jika anjing mati, langsung diberikan VAR.
"Namun melihat perkembangan di Klungkung mulai ada anjing positif, saya arahkan untuk pemberian VAR," jelasnya.
Terhadap meninggalnya Ni Made K, Dinas Kesehatan belum berani mengatakan anak tersebut suspect rabies.
Ia masih berkoordinasi dengan pihak RSUD Klungkung terkait dengan diagnosis terhadap anak tersebut.
Sampel Air Liur Korban
Humas RSUD Klungkung, I Gusti Putu Widiyasa menjelaskan, Ni Made K masuk ruang ICU sekitar pukul 07.30 Wita. Sekitar pukul 14.30 Wita, pasien mengalami henti napas dan henti jantung.
"Pasien dinyatakan meninggal pukul 15.04 Wita," ungkap I Gusti Putu Widiyasa.
Untuk memastikan diagnosis, pihak RSUD Klungkung juga telah mengambil sampel air liur dari Ni Made K. Hasilnya akan disampaikan menyusul.
"Untuk masalah suspect rabies atau tidak, masih nunggu hasil dari Dinkes," demikian ungkap Gusti Putu Widiyasa. (*)
Berita lainnya di Rabies di Bali
2 Bangunan Ditertibkan, Pemkab Bongkar Bangunan Tak Berizin di Pantai Jungutbatu |
![]() |
---|
Tidak Ada Perpus, Kurang Guru Kelas, Sekolah di Nusa Penida, SD N 1 Jungutbatu Minim Fasilitas |
![]() |
---|
Miris, Berada di Kawasan Pariwisata, SDN 1 Jungutbatu Bali Kekurangan Fasilitas Penunjang Pendidikan |
![]() |
---|
Pemkab Klungkung Tertibkan 2 Bangunan Tak Berizin di Pantai Jungutbatu Bali |
![]() |
---|
Pencemaran Air di Sekitar TOSS Centre Kusamba Disorot Anggota Dewan Klungkung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.