Berita Jembrana
Disdikpora Tegaskan Semua Sekolah Sama, Tidak Ada Lagi Sekolah Favorit
Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2023/2024 dimulai hari ini, Senin 19 Juni 2023.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Fenty Lilian Ariani
NEGARA, TRIBUN-BALI.COM - Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2023/2024 dimulai hari ini, Senin 19 Juni 2023.
Secara umum, pendaftaran di seluruh SMP dilakukan secara online dan pendaftaran di jenjang SD dilakukan menyesuaikan namun sebagian besar masih manual.
Kemudian untuk teknis, ada tiga jalur penerimaan atau sama seperti tahun ajaran sebelumnya.
Sementara untuk mengantisipasi terjadinya error saat proses pendaftaran, Disdikpora mengaku sudah berkoordinasi dengan Diskominfo serta bersurat ke Telkom agar jaringan diprioritaskan selama proses pendaftaran.
Menurut data yang diperoleh dari Disdikpora Jembrana, jumlah siswa kelas 6 yang lulus di seluruh Sekolah Dasar (SD) sebanyak 3.981 terdiri dari 2.102 siswa dan 1.879 siswi.
Sementara untuk daya tampung siswa di 18 SMPN dan empat SMP Swasta mencapai 4.000 siswa lebih.
Artinya, antara jumlah kelulusan dengan daya tampung masih aman.
Sementara itu, untuk jenjang SD penerimaannya ada tiga jalur yang diterapkan yakni 15 persen jalur afirmasi, 5 persen jalur perpindahan orang tua/wali, dan 80 persen untuk jalur zonasi.
Kemudian untuk SMP ada empat jalur yang disediakan diantaranya 80 persen jalur zonasi, 15 persen jalur afirmasi, dan 5 persen jalur perpindahan orang tua/wali.
Sedangkan untuk jalur prestasi akan dibuka jika kuota dari ketiga jalur sebelumnya masih tersedia.
Baca juga: Peluncuran Sukses, SATRIA-1 Akan Bergerak ke Orbit 146°BT
"Secara umum daya tampung masih aman dibanding jumlah kelulusannya. Hanya tinggal pemerataannya saja. Dan kami tegaskan di Jembrana tidak ada sekolah favorit karena semua sekolah memiliki kualitas dan lulusan yang sama baiknya," kata Kepala Dinas Dikpora Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra saat dikonfirmasi, Senin 19 Juni 2023 sembari menyebutkan selama ini stigma orang tua siswa masih menyebut SMN 1,2 dan 3 Negara sebagai sekolah favorit dan menjadi tujuan siswa.
Menurutnya, untuk mengantisipasi timbulnya lelebihan siswa hanya di beberapa sekolah sudah didiskusikan dengan seluruh Kepala Sekolah yang ada.
Kepala Sekolah diminta melakukan sosialisasi ke seluruh siswa dan orang tua agar tidak lagi memunculkan stigma sekolah favorit.
"Semua sekolah sama, tidak ada favorit. Sehingga, dengan stigma seluruh sekolah sama akan mampu mewujudkan pemerataan," tegasnya.
Kemudian, kata dia, dari segi teknis pellaksanaannya masih sama seperti tahun ajaran sebelumnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.