Berita Jembrana

Kasus DBD Jembrana Tertinggi Dalam 5 Tahun,Kembangbiak Nyamuk Cepat dan Migrasi Virus Jadi Penyebab!

Sementara itu,WHO (Oganisasi Kesehatan Dunia) juga telah memperingatkan masyarakat bahwa kasus DBD secara global mencetak rekor tertinggi tahun ini.

Pixabay
Ilustrasi nyamuk - Kasus demam berdarah dengue (DBD) tahun 2023 di Kabupaten Jembrana meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya pada periode yang sama. Tercatat periode Januari-Juli 2023 ini sudah ditemukan 394 kasus. 

"Proses kembangbiaknya lebih cepat dari normal. Ini menjadi salah satu penyebab (meningkatnya kasus)," ungkapnya.

Selain itu, kata dia, penyebab tingginya kasus demam berdarah saat ini adalah tingginya mobiltas penduduk pascapandemi.

Ini sangat mempengaruhi laju migrasi virus dari satu daerah ke daerah lain. Misalnya, ketika seseorang terjangkit virus DBD di suatu wilayah kemudian pindah ke wilayah lainnya dan digigit nyamuk akan menyebabkan penyebaran kasus.

"Nyamuk yang menggigit warga terinfeksi DBD ini kemudian menggigit yang belum terinfeksi, sehingga mobilitas ini juga sangat berpengaruh terhadap melonjaknya kasus tahun ini," ungkapnya.

Belum Bisa Ditetapkan KLB

Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, dr. Made Dwipayana mengakui tingginya kasus DBD di Jembrana tahun ini melampaui tahun-tahun sebelumnya. Namun, peningkatan jumlah saat ini belum bisa ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) DBD. Sebab, ada beberapa indikator untuk mengukur penetapan status tersebut.

Dia menyebutkan, indikator penetapan KLB adalah kasus terjadi lebih dari dua kali lipat dan kematian akibat virus tersebut juga terjadi dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
"Tapi sekarang belum memenuhi itu. Terutama untuk kematian. Sampai saat ini belum ada korban terkait kasus DBD yang ditemukan di Jembrana," tegasnya.

Upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkam pola menjaga kebersihan lingkungan. Peran serta masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya sangat berpengaruh terhadap laju kasus kedepannya.

Di sisi lain, fogging dilakukan dengan dua jenis berbeda. Yakni fogging sebelum masa penularan (SMP) serta fogging dilakukan ketika ditemukan kasus di suatu wilayah.

"Yang jelas seluruh Jembrana masuk wilayah endemi. Kami sarankan masyarakat semua waspada dan melakukan pencegahan dengan PSN secara rutin," tandasnya.(mpa)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved