Jero Pasek Meninggal Dunia
Dikenang Sebagai Sosok Humoris dan Ramah, Keluarga dan Rekan Iringi Pengabenan Jero Pasek di Bali
Keluarga dan rekan-rekan Jero Pasek semasa hidup, mengiringi prosesi pengabenan sosok pawang hujan tersebut
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Sejak saat itulah, ia mulai mendalami spiritual.
Jero Pasek ramai dibincangkan, setelah aksinya menjadi pawang hujan dalam beberapa acara penting di Bali.
Sebelumnya dirinya sebenarnya seorang pekerja swasta di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Dirinya bertugas membawa makanan ke maskapai, dan pekerjaan itu dilakoninya sampai 2008.
Ia sempat mendapat pawisik untuk berhenti bekerja, sampai akhirnya ia diminta untuk pensiun dini dari maskapai tempatnya bekerja.
Saat itulah takdir membawanya untuk menjadi seorang pawang hujan.
Ia menjadi perhatian publik, setelah aksinya menjadi pawang hujan dianggap sangat unik.
Di keramaian biasanya ia menggambar telapak tangannya menggunakan media rokok yang menyala.
Ia seakan-akan menggunakan rokok yang ia sedot, untuk menggambar sesuatu di telapak tangannya.
Lalu menunjuk langit, seakan-akan menggerakkan awan.
Saat beraksi, ia juga kerap mengenakan kaus ikonik bertuliskan "Rain Stopper" since 2001 dan dua lambang Ongkara.
Sementara pakaian belakang bajunya bertuliskan, Jro Pasek Pawang Hujan Ciwa-Budha.
Beberapa kali, aksinya itu memang dianggap berhasil mencegah hujan saat acara-acara besar.
Beberapa acara besar yang pernah ditangani Jro Pasek antara lain palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung pada 2021, palebon permaisuri tokoh Puri Agung Klungkung pada 2014.
Termasuk banyak kegiatan-kegiatan kedinasan Polri dan TNI. (mit)
Kumpulan Artikel Bali

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.