Berita Klungkung

Pengaruh El Nino, Progam Bima Juara Klungkung Pertahankan Harga Beras Lokal di Bawah Harga Pasar

Di tengah tingginya harga beras di pasaran, Program Bima Juara (Beli Mahal Jual Murah) dari Pemkab Klungkung masih mampu mempertahankan harga beras.

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat mengecek harga gabah petani lokal di KUD belum lama ini. 

TRIBUN-BALI.COM -  Di tengah tingginya harga beras di pasaran, Program Bima Juara (Beli Mahal Jual Murah) dari Pemkab Klungkung masih mampu mempertahankan harga beras lokal di bawah harga pasar. Beras ini selain didistribusikan ke kalangan ASN, juga dipasarkan ke toko ataupun pasar di Klungkung.

Program Bima Juara sudah diterapkan di Kabupaten Klungkung sejak tahun 2018 silam. Ada tiga KUD (Koperasi Unit Desa) di Klungkung, yang dilibatkan dalam program ini, yakni Koperasi Unit Desa (KUD), diantaranya KUD Panca Satya Dawan, KUD Artha Wiguna Gelgel dan KUD Jaya Werdhi Takmung.

KUD ini sebelumnya diberikan akses permodalan, untuk membeli gabah dari petani lokal diatas harga dari penebas. Lalu menggilingnya dan memasarkannya di bawah harga pasaran. Selain dipasarkan ke kalangan ASN, beras dari Program Bima Juara ini juga dipasarkan ke toko ataupun pasar di Klungkung.

Baca juga: Tergiur Upah Rp750 Ribu, Nekat Edarkan Sabu Panji Dituntut Bui 8 Tahun

Baca juga: Pasang Keran Air Bersih di Setiap 100 Meter, Tim Gabungan Pasangan 11 Titik Keran Air Bersih

Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta saat mengecek harga gabah petani lokal di KUD belum lama ini.
Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta saat mengecek harga gabah petani lokal di KUD belum lama ini. (Tribun Bali/Eka Mita Suputra)

 

Di tengah tingginya harga beras saat ini, program Bima Juara ternyata mampu mempertahankan harga beras di Klungkung di bawah harga pasaran.

Ketua KUD (Koperasi Unit Desa) Jaya Werdhi Desa Takmung, Gusti Ngurah Alit Suambawa mengatakan, dirinya pada bulan September 2023 ini, memasarkan beras kualitas medium dari petani lokal seharga rata-rata Rp12.300 per kilogramnya.

Sementara di pasaran, harga beras medium sudah menyentuh harga rata-rata Rp13.000 sampai Rp14.000 per kilogramnya.

Demikian halnya untuk membeli gabah, pihaknya masih mengacu pada harga penebas/tengkulak yang saat ini rata-rata harga pokok gabah dari tingkat petani yakni Rp 5.500 per kilogram.

Harga ini sudah mengalami peningkatan dibanding harga pokok gabah bulan lalu yanh rata-rata Rp 4.300 sampai Rp 4.500 per kilogram.

"Harga gabah di Klungkung menunjukan peningkatan harga sejak sebulan lalu. Kami bisa menjual beras di bawah harga pasar, karena sedikit cari keuntungan," ujar Gusti Ngurah Alit Suambawa, Kamis (14/9/2023).

Dalam sehari, rata-rata KUD (Koperasi Unit Desa) Jaya Werdhi Desa Takmung mampu menggiling 5 ton beras lokal untuk di pasarkan di Klungkung.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Ida Bagus Juanida menjelaskan, khususnya di Klungkung tidak ada masalah gagal panen atau gagal tanam yang mempengaruhi kenaikan ataupun produksi beras di Klungkung.

"Untuk di Klungkung, saat ini masih sesuai pola tanam, dan sampai hari ini tidak ada gagal panen," ungkap Juanida.

Namun informasi yang diterimanya, kenaikan harga beras ini terjadi di tingkat nasional. Secara nasional, El Nino berpengaruh pada sejumlah wilayah di indonesia, sehingga terjadi penurunan produksi, walaupun belum masuk katagori gagal panen. Sehingga berpengaruh terhadap harga beras secara nasional.

"Masalah pangan ini juga menjadi isu global saat ini. Imbas El Nino membuat sejumlah negara mulai berpikir melakukan ekpor pangan, untuk menjaga stabilitas pasokan dalam negerinya," ujar Juanida. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved