Berita Karangasem

Puluhan Babi di Karangasem Mati Mendadak, Distan Bantah karena Virus: Mungkin Kepanasan

Warga Karangasem kembali diresahkan dengan kasus babi mati mendadak dengan gejala yang sama.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Saiful Rohim
Babi warga di Kecamatan Sidemen, Karangasem mati mendadak, Jumat (29/9/2023). Gejala awalnya, babi tak mau makan, panas, kejang-kejang sebelum akhirnya mati. 

TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Warga Karangasem kembali diresahkan dengan kasus babi mati mendadak dengan gejala yang sama.

Jumlah babi yang mati misterius diperkirakan mencapai puluhan ekor.

Tersebar di beberapa daerah di Karangasem, seperti di Kecamatan Sidemen, Karangasem, serta Manggis.

Gede Eka, peternak asal Kecamatan Sidemen mengatakan, babinya mati secara mendadak.

Baca juga: Baru Dua Bulan Dibuka, Pengelola Dikejutkan Bau Tak Sedap Limbah Kotoran Babi

Gejala awalnya adalah babi tidak mau makan.

Setelah itu kondisi badannya panas, bengong, tidak beraktivitas seperti  biasanya.

Babi tersebut juga sempat kejang sebelum akhirnya mati.

Baca juga: Disperpa Badung Angkat Bicara Soal Harga Babi Turun, Perlu Duduk Bersama Dengan Pemangku Kebijakan


"Saya pelihara 2 ekor babi di rumah. Satunya sudah mati. Aneh matinya. Dan satunya masih sakit, panas, kejang-kejang. Kemungkinan akan bernasib sama. Saya sudah mengikhlaskan jika mati, "jelas I Gede Eka, Jumat (29/9/2023) siang hari.

Ia belum bisa memastikan penyebab kematian babinya.

Apalagi beberapa  ternak warga di kampungnya juga bernasib sama.

Baca juga: Harga Babi Hidup Terus Merosot, Anggota DPRD Bangli Minta Pemerintah Tetapkan Harga

"Tidak hanya di kampung. Infonya, ternak warga di kampung sebelah juga bernasib sama. Mati mendadak. Gejalanya hampir sama. Tak makan lalu  kejang," ujarnya.


Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (Distan) Karangasem, Nyoman Siki Ngurah, membenarkan kejadian ini.

Beberapa babi warga mati mendadak dengan gejala sama.

Namun pihaknya membantah penyebab kejadian karena virus.

Baca juga: Truk Muatan Babi Terguling Usai Kecelakaan Tunggal di Susut Bangli, Simak Beritanya!

"Kita sempat mengecek. Babi mati mungkin karena kepanasan," kata Siki Ngurah.


"Cuaca sekarang panas. Kemungkinan babinya mati karena kepanasan, bukan virus. Ini terjadi di beberapa daerah. Seperti Sidemen, Manggis, dan kemarin saya dapat info kalau di kampung saya ada di Kecamatan Karangasem,"jelas Siki Ngurahnya.

Dinas Pertanian Karangasem mengimbau agar peternak babi melakukan bio - security kandang.

Baca juga: Peternak Babi di Bali Menjerit, Harga Babi Anjlok, Harga Pakan Meroket, GUPBI Minta Tetapkan HET

Berupa  penyemprotan dengan cairan desinfektan ke babi, kandang, dan bagian lainnya.  Tujuannya untuk mencegah penularan penyakit virus ke hewan. Seperti virus Africa Swine Fever (ASF) ke babi.


"Kemarin kita turun ke lapangan untuk mengecek ternak dan kandang warga di Kec. Sidemen dan Manggis. Kita juga memberikan disinfektan ke peternak agar ternak tak mati," imbuhnya.


Peternak harus disiplin menerapkan pencegahan dan bio - security sehingga babi tak mati mendadak. Bersihkan kandang harus rutin dilakukan setiap minggunya.

"Kalau ada ternak yang sakit langsung  laporkan ke Puskeswan sehingga ditindaklanjuti. Tiap Kecamatan ada Puskeswan," tambanya. (*)

 

 

Berita lainnya di Babi Mati Mendadak

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved