Berita Buleleng

Lika-Liku Perjalanan Desak Rita Jadi Atlet Panjat Tebing, Kena Cacar Air Saat Asian Games

Ia berhasil meraih medali emas kategori perseorangan dalam cabor panjat tebing. Keberhasilan ini pun membuat orang tuanya bangga.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Ratu Ayu Astri Desiani/Tribun Bali
I Dewa Putu Sekar (kiri) bersama istrinya menunjukan sejumlah medali yang diraih oleh Desak Rita selama menjadi atlet panjat tebing, Kamis (4/10). 


Diakui Dewa Sekar, anaknya itu harus melewati lika-liku perjuangan yang panjang sebelum akhirnya sukses menjadi atlet yang membanggakan.

Pasalnya Desak Rita terlahir dari keluarga kurang mampu. Dewa Sekar sempat terlilit utang saat bekerja sebagai seles. Kemudian mencoba terjun ke bidang pariwisata, namun tergerus Pandemi Covid-19. Hingga kini ia memilih untuk fokus berkebun. 


Atas kondisi tersebut, Dewa Sekar mengaku tidak cukup uang untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Desak Rita untuk menjadi atlet panjat tebing. Ibunya bahkan harus menjual pandan terlebih dahulu agar mendapatkan uang Rp 30 ribu. Uang itu diberikan untuk bekal Desak Rita latihan. 

 

 

I Dewa Putu Sekar (kiri) bersama istrinya menunjukan sejumlah medali yang diraih oleh Desak Rita selama menjadi atlet panjat tebing, Kamis (4/10).
I Dewa Putu Sekar (kiri) bersama istrinya menunjukan sejumlah medali yang diraih oleh Desak Rita selama menjadi atlet panjat tebing, Kamis (4/10). (Ratu Ayu Astri Desiani/Tribun Bali)

 


"Uang Rp 30 ribu itu  ceritanya untuk bekal tapi tidak boleh dibelanjakan. Hanya untuk jaga-jaga siapa tau jalan ban motor bocor. Saat mau Kejurnas di Karangasem juga dia tidak punya celana.

Saya belikan di toko Kintamani dengan harga Rp 15 ribuan. Setiap ada kejuaraan di Bali, selalu saya antar naik sepeda motor Honda Supra. Itu jadi kenangan yang tidak bisa saya dilupakan," tutur Dewa Sekar. 


Desak Rita memiliki kemauan untuk membantu meningkatkan perekonomian keluarga. Ia terus berlatih dengan disiplin.

Hingga pada 2020 ia berhasil masuk dalam pemusatan latihan nasional (pelatnas), bahkan sukses meraih tiket mewakili Indonesia pada Olimpiade 2024 mendatang.

"Ekonomi kami sekarang terangkat berkat prestasinya dia. Dia bisa merenovasi rumah dan membantu biaya sekolah adiknya dari bonus-bonus yang dia dapatkan. Bonusnya juga dipakai beli tanah di beberapa tempat," ucap Dewa Sekar. 

Selama menjalani Pelatnas, wanita kelahiran Singaraja 24 Januari 2001 itu baru tiga kali pulang ke kampung halamannya. Terakhir ia pulang saat manis Pagarwesi.

Setiap pulang, Desak Rita selalu meminta kepada ibunya untuk dimasakan ikan pindang saus tomat, yang menjadi makanan favoritnya. 


"Pusat yang minta dia untuk pulang karena mau ikut pertandingan internasional. Pulang untuk sembahyang dan minta doa restu sama orangtua.

Kalau pulang minimal hanya empat hari. Meski pulang setiap hari itu dia harus pull up minimal 500 sampai 1.000 kali, jadi sebenarnya tidak ada liburnya," jelasnya. 


Selain menjadi atlet, Desak Rita saat ini berstatus sebagai mahasiswi jurusan Penjaskesrek, Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja. Ia sudah selesai mengerjakan tugas akhirnya, dan saat ini tinggal menunggu jadwal wisuda. (*)


 
 
 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved