Berita Karangasem

Lereng Gunung Agung Karangasem Bali Kembali Terbakar, Simak Begini Kondisinya!

Kobaran api cukup jauh dari pemukiman penduduk. Api diperkirakan naik ke puncak Gunung Agung.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Istimewa
Area hutan lereng Gunung Agung kembali terbakar, Kamis  (19/10/2023). Api berada di  beberapa titik di bagian timur, tepatnya diatas Br. Buana Kusuma, Dukuh, Kecamatan Kubu. Kobaran api cukup jauh dari pemukiman penduduk. Api diperkirakan naik ke puncak Gunung Agung. 

Penyebabnya karena kemarau panjang, sedangkan kadar air di pohon serta semak sangat sedikit.

Sehingga mempercepat kebakaran. Petugas tetap siaga memadamkan jika bisa dijangkau,"kata Warta, sapaan akrabnya.

 

Area hutan lereng Gunung Agung kembali terbakar, Kamis  (19/10/2023).

Api berada di  beberapa titik di bagian timur, tepatnya diatas Br. Buana Kusuma, Dukuh, Kecamatan Kubu.

Kobaran api cukup jauh dari pemukiman penduduk. Api diperkirakan naik ke puncak Gunung Agung.
Area hutan lereng Gunung Agung kembali terbakar, Kamis  (19/10/2023). Api berada di  beberapa titik di bagian timur, tepatnya diatas Br. Buana Kusuma, Dukuh, Kecamatan Kubu. Kobaran api cukup jauh dari pemukiman penduduk. Api diperkirakan naik ke puncak Gunung Agung. (Istimewa)


Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa,  mengatakan, luas hutan  di sekitar lereng Gunung Agung yang terbakar sesuai perhitungan dari UPT.

Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Timur. Angka ini diperkirakan  bertambah karena  cuacanya masih kemarau.


"Ini kebakaran terbesar dari 10 tahun terakhir. Sebelumnya kebakaran besar pernah terjadi tahun 2012 lalu, kobaran api merembet hingga hutan di sekitar Pura Pasar Agung Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem," kata Arimbawa. 


Hutan lindung  Gunung Agung  yang terbakar ada di Kecamatan Kubu. Sebarannya di beberapa titik.

Diantaranya  di Banjar Bantas, Desa Baturinggit. Banjar Juntal, Kubu.  Daerah Bukit Moncol Pikat, Desa Ban.

Daerah Bukit Moncol  Anyar di Desa Ban.  Sedangkan terakhir  hutan lindung di  Munduk Dukuh, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu.


Pria asal Singaraja ini menambahkan, penyebab utama meningkatnya luas hutan yang terbakar karena El Nina.

Kemarau diperkirakan panjang, hingga memasuki awal 2024."Kita  imbau masyarakat untuk waspada  dan hati - hati. Jangan  membakar sampah sembarangan. Cuaca tak bersahabat,"imbuh  Arimbawa, sapaan akrabnya.


Tim gabungan dari BPBD Karangasem, pemadam, Polri, TNI serta KPH tetap melakukan pemantauan di lokasi.

Petugas akan ke lokasi melakukan pemadaman jika akses bisa dijangkau."Lokasi kebakaran rata-rata di atas ketinggian. Akses menuju lokasi sulit, medannya terjal,"kata Arimbawa. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved