Berita Bali

Masyarakat Kritisi Dampak Nyamuk Wolbachia, Pemprov Bali Tunggu Kajian Kemenkes

Hingga kini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali masih menanti hasil kajian dari Kementerian Kesehatan terkait penyebaran nyamuk Wolbachia untuk kurangi

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Indra 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hingga kini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali masih menanti hasil kajian dari Kementerian Kesehatan terkait penyebaran nyamuk Wolbachia untuk mengurangi angka demam berdarah dengue (DBD).

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra saat ditemui di DPRD Bali pada, Kamis 16 November 2023 mengatakan nyamuk Wolbachia sedang dikaji di Kementerian Kesehatan. 

Baca juga: 624 Kasus Sepanjang 2023, Klungkung Belum Gunakan Metode Wolbachia untuk Kendalikan Demam Berdarah


“Nanti kita menunggu hasil kajiannya seperti apa kajiannya intinya kan menggunakan Bio teknologi."

"Wolbachia ini maksudnya baik karena kita di Denpasar ini kasus demam berdarah cukup tinggi."

"Hanya saja penggunaan Wolbachia ini belum ada pengujian yang komprehensif terutama berkaitan dengan pertanyaan pertanyaan dari masyarakat apakah nanti ketika DBD berkurang akan menimbulkan penyakit yang lainnya,” kata, Dewa Indra. 

Baca juga: Tiga Warga Meninggal, Klungkung Belum Gunakan Metode Wolbachia Untuk Kendalikan Demam Berdarah


Pertanyaan dari masyarakat tersebut dikatakan Dewa Indra penting untuk dijawab.

Tentunya untuk menjawab pertanyaan tersebut diperlukan ilmu pengetahuan.

Pemprov Bali menyerahkan kepada hasil ilmu pengetahuan agar tidak berdebat dengan hal-hal yang sesungguhnya tidak dipahami secara ilmiah.

Baca juga: Banyak Penolakan, Kadis Kesehatan Buleleng Tegaskan Nyamuk Mengandung Wolbachia Aman

Saat ini masih dilakukan kajian oleh Kementerian Kesehatan seberapa efektif nyamuk Wolbachia bisa mempengaruhi DBD atau menurunkan angka demam berdarah dan seberapa bisa Kemenkes memastikan penyakit-penyakit lainnya tak muncul usai nyamuk Wolbachia disebar. 


Sebelum Bali, Provinsi Yogyakarta telah menyebarkan nyamuk Wolbachia untuk menekan angka DBD.

Namun tertunda karena banyak yang menanyakan dampaknya.

Baca juga: Metode Penebaran Wolbachia Belum Diterapkan di Jembrana

Dewa Indra mengatakan kritis dari masyarakat itu harus diapresiasi karena pertanyaan-pertanyaan penting yang berkaitan dengan perlindungan di masyarakat. 

“Jadi ditunda untuk melakukan kajian dulu sama seperti penerapan vaksin Covid dulu ketika keluar banyak yang menanyakan ini efektif atau tidak apakah menimbulkan penyakit lain atau tidak ini halal atau tidak tetapi kita mendapatkan pertanyaan pertanyaan tersebut sebagai sesuatu hal yang baik,” tutupnya.  (*)

 

 

Berita lainnya di Demam Berdarah Dengue

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved