UMP Bali

Kecewa UMP Bali Hanya Naik Rp 100 Ribu, FSPM: Harga Beras Saja Sudah Naik 

Sekretaris Federasi Serikat Pekerja Mandiri, Dewa Rai Budi Darsana mengaku sangat kecewa, Pasalnya, kenaikan itu tidak sesuai dengan kondisi riil

tribun bali/dwisuputra
ilustrasi - Kecewa UMP Bali Hanya Naik Rp 100 Ribu, FSPM: Harga Beras Saja Sudah Naik  

Sementara terkait komponen alpha, perdebatan terjadi di mana pengusaha ingin alpha terendah yakni 0,1 yang digunakan, sedangkan serikat pekerja ingin agar alpha yang tertinggi atau 0,3. 

Sejatinya, para buruh ingin agar kenaikan upah dapat dilihat dari kondisi riil di lapangan. Tidak muluk-muluk, para buruh sebenarnya menuntut kenaikan upah setidaknya naik 10 persen. 

Baca juga: Peran Prof Raka Sudewi Terkait SPI Unud Disebut di Persidangan, Hotman: Kenapa Terdakwa Saja Diseret

“Tapi gini, memang kalau kita pahami UMP ini kan jaring pengaman bagi pekerja yang lajang dan masa kerjanya 0-1 tahun, sebenarnya itu yang harus dipahami oleh masyarakat pekerja juga,”

“Artinya, pemerintah itu sebenarnya sudah mewajibkan setiap perusahaan untuk menerapkan struktur dan skala upah,”

“Disitulah ruang bagi pekerja untuk melakukan negosiasi dengan perusahaan. Agar upahnya tidak hanya UMK, tapi sesuai dengan kondisi,” paparnya.

Maka dari itu, pihaknya berharap perusahaan dapat menerapkan struktur dan skala upah, sehingga, hak-hak pekerja setidaknya bisa diperoleh,”

“Namun saat ini, belum semua perusahaan menerapkan struktur dan skala upah meski telah lama dicanangkan.

“Ketika dia punya tanggungan berapa anak, berapa keluarga yang ditanggung, itulah yang diatur dalam skala upah,”

“Lalu juga tunjangan masa kerja, jabatan, ini yang sebenarnya kita dorong, agar pekerja dapat melakukan itu,”

“Tapi persoalannya adalah tidak semua pekerja memiliki kapasitas dan kemampuan untuk melakukan negosiasi dengan perusahaan,” katanya menyayangkan.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved