Petani Tersambar Petir di Jembrana
BPBD Jembrana Upayakan Santunan Kematian, 12 Petani Tersambar Petir Saat Berteduh di Gubuk
BPBD Jembrana sedang merancang untuk mengupayakan pemberian bantuan dana santunan terhadap 12 orang petani yang mengalami musibah tersambar petir
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana sedang merancang untuk mengupayakan pemberian bantuan dana santunan terhadap 12 orang petani yang mengalami musibah tersambar petir di wilayah Desa Budeng.
Selain untuk korban selamat, korban meninggal dunia juga bakal diupayakan mendapat santunan kematian yang sumber anggarannya dari Belanja Tak Terduga (BTT) Kabupaten Jembrana.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Sebabkan Bencana di 10 Titik, Atap Jebol, Petani Tersambar Petir hingga Rumah Roboh
Sekretaris BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra mengatakan, pihaknya saat ini sedang merancang untuk upaya pemberian bantuan terhadap 12 orang korban tersambar petir di sebuah gubuk tengah sawah wilayah Subak Kawis, Desa Budeng, Kecamatan Jembrana.
"Kita upayakan akan diberikan santunan kepada para korban. Karena kita ketahui, akibat peristiwa tersebut mereka tidak bisa bekerja atau mencari nafkah dalam beberapa waktu," ungkap Agus Artana saat dikonfirmasi, Minggu 28 Januari 2024.
Baca juga: UPDATE 12 Petani Tersambar Petir, Satu Orang Korban Luka Berat Rencana di Rujuk ke RSUP Prof Ngurah
Selain korban selamat, kata dia, korban meninggal dunia juga diupayakan mendapat bantuan berupa santunan kematian khusus dari BPBD Jembrana.
Sumber anggarannya dari Belanja Tak Terduga (BTT) Kabupaten Jembrana.
Hal ini untuk meringankan beban para korban serta keluarganya.
Baca juga: BREAKING NEWS: 12 Petani Jadi Korban Tersambar Petir di Jembrana, Satu Orang Meninggal Dunia
"Kita upayakan diberikan santunan di luar dari Disdukcapil. Nanti sumber anggarannya dari BTT," tandasnya.
Untuk diketahui, suasana duka sangat terasa ketika memasuki rumah duka korban tersambar petir bernama Ni Wayan Suriati (58) di Lingkungan Bilukpoh, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Minggu 28 Januari 2024.
Baca juga: Petani Disambar Petir di Jembrana, Tiga Orang Alami Luka Bakar Berat, Luka Ringan Bisa Segera Pulang
Pihak keluarga seakan tak menyangka korban yang akrab disapa Mek Yan tersebut meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.
Di mata keluarga, Mek Yan Suriati adalah wanita tangguh yang multi talenta dan tak pernah mengeluh dengan keadaannya.
Anehnya, pihak keluarga tak merasakan tanda-tanda apapun sebelum kepergian korban.
Baca juga: Gelapkan Hasil Panen Petani Asal Timpag Tabanan, Sulama Diringkus Polisi
Namun begitu, korban justru sempat berperilaku tak seperti biasanya kemarin. Salah satunya sempat meminta foto dengan posisi melambaikan tangannya.
Menurut pantauan, sejumlah kerabat, keluarga hingga tetangga korban mulai melayat ke rumah duka.
Kepergian seorang ibu anak dua tersebut sangat dirasakan keluarga. Sebab, tak lama sebelum peristiwa tersebut, suami korban telah meninggal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.