Petani Tersambar Petir di Jembrana

Prosesi Pengabenan Mek Yan Diiringi Ratusan Krama, Keluarga Kehilangan Sosok Perempuan Pekerja Keras

Ratusan Krama serta keluarga mengiringi prosesi pengabenan Ni Wayan Suriati (58) di Setra Desa Adat Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Suasana prosesi pengabenan korban sambaran petir, Ni Wayan Suriati yang diiringi ratusan krama di Setra Desa Adat Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Selasa 30 Januari 2024. 

TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Ratusan Krama serta keluarga mengiringi prosesi pengabenan Ni Wayan Suriati (58) di Setra Desa Adat Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Selasa 30 Januari 2024.

Kepergian korban meninggal duka yang amat mendalam.

Sebab, korban meninggal dunia karena sambaran petir ini dikenal sosok yang tangguh dan multi talenta.

Baca juga: Korban Tersambar Petir di Jembrana Tak Ditanggung BPJS Kesehatan, RSU Negara Upayakan Cari Solusi


Menurut salah satu keluarganya, Nyoman Riantana menuturkan, kepergian korban meninggal duka yang amat dalam bagi keluarga terutama dua anaknya.

Sebab, selama ini Mek Yan dikenal sebagai wanita tangguh dan multi talenta.

Baca juga: BPBD Jembrana Upayakan Santunan Kematian, 12 Petani Tersambar Petir Saat Berteduh di Gubuk


"Sangat merasa kehilangan. Apalagi sosok bibik tiang (bibi saya) ini sangat baik di mata keluarga dan masyarakat pada umumnya," kenang 


Kesehariannya, kata dia, mendiang memang dikenal sebagai sosok perempuan yang pekerja keras.

Baca juga: Ni Wayan Suriati Tewas Tersambar Petir, 12 Petani Jadi Korban Saat Berteduh di Sawah di Jembrana

Selain itu juga memiliki banyak skill di bidang lain seperti mejejaitan hingga memasak.


"Sangat kehilangan, tidak bisa diungkapkan. Apalagi secara berturut-turut. Sebelumnya, paman saya meninggal beberapa bulan lalu, kemudian disusul bibik," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved