Kasus Pembacokan di Klungkung
Ni Ketut Urip Masih Trauma, Pelaku Pembacokan dan Pembakaran Rumah di Klungkung Diduga Depresi
Kepolisian masih mendalami motif Dewa Ngakan Made Putra Wedana yang membacok dan membakar rumah milik kerabatnya
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Sekitar Pukul 17.00 Wita, korban (Wayan Siok) datang dari sawah.
Ia membawa sabit yang diselipkan di pinggangnya.
Saat hendak memasuki rumah, tiba-tiba datang pelaku (Ngakan Made Putra Wedana) merebut sabit dari korban. Antara pelaku dan korban merupakan tetangga.
"Setelah merebut sabit, tiba-tiba pelaku melakukan pembacokan ke wajah korban sebanyak tiga kali," ujar Anak Agung Made Suantara.
Peristiwa itu disaksikan langsung oleh istri korban, Ni Ketut Urip dan berteriak minta tolong.
Teriakan itu didengar Ngakan Nyoman Alit Adiputra.
Ngakan Nyoman Alit Adiputra yang berusaha menolong, justru mendapat bacokan membabi buta dari pelaku.
Padahal Ngakan Nyoman Alit Adiputra dan pelaku masih kerabat.
Lalu pelaku yang masih membawa senjata tajam, berlari ke rumah Dewa Ngakan Ketut Sudarmayasa dan langsung melakukan pembakaran.
Karena adanya aksi tersebut, warga sekitar berdatangan akan tetapi tidak berani mendekati rumah yang terbakar karena pelaku masih memegang sajam.
Dua korban pembacokan harus menjalani operasi darurat akibat luka parah yang dialami.
Wayan Siok dan Ngakan Nyoman Alit Adiputra masih mendapat perawatan intensif di RSUD Klungkung.
Humas RSUD Klungkung I Gusti Putu Widiasa mengatakan, korban pertama yang dioperasi yakni Ngakan Nyoman Alit Adiputra yang mengalam lima luka tusukan dan serius, yakni pada bahu dan bagian leher sampai melukai pembuluh darah.
Korban I Wayan Siok dijadwalkan operasi, Kamis 14 Maret 2024 siang.
Pria paruh baya itu mengalami luka terbuka cukup dalam akibat benda tajam pada telinga, serta dahi. (mit)

Kumpulan Artikel Klungkung
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.