OTT di Bali

Bendesa Adat Brawa Teringkus OTT Kejati Bali Usai Disinyalir Peras Pengusaha Hingga Rp10 M

Bendesa Adat Brawa, Badung, I Ketut Riana, ditangkap oleh tim penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali di Cafe Casa Bunga, Renon, pada Kamis (2/5).

|
Penulis: Putu Candra | Editor: Ni Ketut Dewi Febrayani
ISTIMEWA
Bendesa Adat Brawa, I Ketut Riana ditangkap penyidik Pidsus Kejati Bali yang menyamar sebagai ojol di Cafe Casa Bunga, Renon, Kamis, 2 Mei 2024. 

Disinggung mengenai tugas sebagai bendesa adat, akan dialihkan kepada pengurus adat lainnya. Dengan begitu adanya kasus tersebut tidak mengganggu kegiatan adat di desa tersebut.

“Swadarma tetap berjalan seluruh kewajiban akan diambil alih, karena kegiatan adat harus tetap berjalan,” katanya.

Eka Sudarwitha berharap seluruh perangkat desa menghormati dan mentaati peraturan perundang-undangan agar tidak tersangkut kasus hukum.

“Kami harapkan kepada prajuru adat di Kabupaten Badung menjalankan kewajibannya sebagaipra juru, menghormati peraturan perundangan hukum, seperti dikatakan pimpinan kita Bapak Bupati Badung cara kita menghindari hukum itu, jangan dilanggar. Itu arahan dan nasehat yang harus diingat, sehingga kita tidak kena  kasus hukum,” imbuhnya. (can/gus)

 

 

 

 

“MumpungKajatinya Orang Bali”

 

KEPALA Kejaksaan Tinggi (Kajati) Bali, KetutSumedana,memintakepada para pengusahamelaporkanjikaadapemerasan yang dilakukanpengurusdesa. Hal inidisampaikanSumedanabuntutdariterjaringnyaBendesaAdatBerawa, Badung, I Ketut Riana,dalamOperasiTangkapTangan (OTT) yang dilakukanpenyidikPidanaKhusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati). 

"Kalauada korban silakanlapor. Tidakhanya di Brawa, semuadaerah yang ada di Bali. Mumpungkajatinya orang Bali," tegasnya, Kamis (2/5).

Iamemintapengusahaatau korban tidaktakutmelaporkanjikaterjadipemerasan. Sumedana pun memberiperingatankeras. 

"LaporkankeKejati Bali, tidakusahada proses. Sayaakanamankanmereka. Iniperingatanbagisiapapun yang melakukanhal (pemerasan) sepertiini," tegasnyakembali. 

Dikatakannyapotensipemerasan juga terjadi di daerahpariwisatalainnyaselain di DesaAdatBerawa. Hal ituberdampakburukbagicitrapariwasata Bali di mata investor. 

"Kami inginsetelahkejadianinitidakadalagihalsepertiini. Tapi kami selaluakanmengintip, memonitoringsegalakegiatan yang terkaitdenganupaya-upayapemerasansepertiini," tutupkajatiasalBulelengini. (can)

 

(*)

 

 

 

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved