Mahasiswa STIP Tewas

CURHAT Putu Satria ke Sang Kekasih & Firasat Ibunda Usai Melihat Tubuhnya, Ternyata Sering Diincar!

Kematian Putu Satria, masih menjadi tabir yang harus diungkapkan sebab musababnya. Pasalnya, mahasiswa STIP Jakarta ini.

ISTIMEWA
Putu Satria diketahui sempat curhat ke kesasihnya, dan mengaku sering menjadi sasaran pemukulan oleh seniornya. Bahkan Putu Satria sempat menunjukan foto ulu hatinya yang lebam, akibat penganiayaan sekitar bulan Desember lalu. 

TRIBUN-BALI.COM - Kematian Putu Satria, masih menjadi tabir yang harus diungkapkan sebab musababnya. Pasalnya, mahasiswa STIP Jakarta ini, meninggal dunia usai mendapat kekerasan dari seniornya di kampus. 

Ia dihantam berkali-kali di bagian ulu hati hingga akhirnya terkapar dan tak bernyawa. Tentu saja kematian Putu Satria membuat duka mendalam, khususnya bagi kedua orangtuanya. 

Ibunda Putu Satria tak kuasa menahan air mata, tatkala raga sang anak tiba di Klungkung dalam keadaan tak bernyawa. 

Fakta terbaru kembali terungkap, kini muncul bukti chat dengan sang kekasih tatkala Putu Satria masih hidup. Bahwa ternyata ia memang sudah sering menjadi sasaran para seniornya. 

Mendiang bercerita kepada kekasihnya, bahwa ia kerap dicari dan diambil oleh para seniornya kemudian dihajar. Putu Satria juga mengaku dadanya sakit, karena bagian ulu hati kerap dijadikan sasaran pemukulan. 

Baca juga: TERNYATA Tak Hanya Sekali, Putu Satria Kerap Curhat Dipukuli Seniornya, Sempat Tunjukkan Ulu Hati

Baca juga: FAKTA Baru Tewasnya Mahasiswa STIP Jakarta, Tersangka Jadi 3, Menhub Janjikan & Tegaskan Hal Ini!

Baca juga: LUKA di Jasad Putu Satria Tidak Wajar, Ibunda Minta Usut Tuntas, Tinggalkan Catatan Haru ke Adiknya

Suasana pengabenan Putu Satria Ananta Rustika di Setra Desa Adat Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali pada Jumat 10 Mei 2024.
Suasana pengabenan Putu Satria Ananta Rustika di Setra Desa Adat Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali pada Jumat 10 Mei 2024. (Tribun Bali/Eka Mita Suputra)

Mendiang Putu Satria juga sempat mengirim gambar dirinya, dengan dada terluka dan lebam usai dihajar. Tentu saja hal ini bukan hal sepele, jika memang mendiang sering menjadi bulan-bulanan para seniornya. 

Sayangnya, mendiang Putu Satria tidak terbuka selama ini baik kepada teman maupun keluarganya. Ihwal adanya perploncoan di kampus STIP Jakarta ini. 

Sampai akhirnya tubuhnya tidak kuat lagi, dan pukulan kemarin membuatnya meregang nyawa. 

Kematian Putu Satria tentu saja menjadi duka mendalam, bagi keluarga dan juga dirasakan rekan-rekan Putu Satria di Desa Gunaksa.

Seperti yang diungkapkan teman karib Putu Satria, Made Dedi Ari Ananda Putra (19). Ia mengaku sangat kaget, saat mendapat kabar Putu Satria meninggal dunia akibat kekerasan senior di STIP.

Terakhir Made Dedi bertemu dengan Putu Satria saat malam pangerupukan, atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi.

"Saat menjelang Hari Raya Nyepi, dia (Putu Satria) pulang. Sempat angkat ogoh-ogoh sama-sama," ungnap Made Dedi.

Menurut Made Dedi, teman satu tongkronganya itu tidak pernah sekalipun menceritakan kekerasan yang dialaminya selama menempuh pendidikan di STIP.

MARAH - Pemuda di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali. Beramai-ramai menghancurkan baliho bergambar Tegar Rafi Sanjaya, 
 salah satu pelaku pembunuhan Putu Satria, pada Jumat (10/5/2024).
MARAH - Pemuda di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali. Beramai-ramai menghancurkan baliho bergambar Tegar Rafi Sanjaya, salah satu pelaku pembunuhan Putu Satria, pada Jumat (10/5/2024). (Eka Mita Suputra/Tribun Bali)

 

"Padahal pernah saya tanya, bagaimana sekolahnya di sana (STIP)? dia bilang aman gitu saja," ungkap Made Dedi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved