Berita Jembrana

TEWAS Saat Surfing di Pantai Yeh Sumbul, Surfer Muda Asal Medewi Sempat Dirawat Setelah Tenggelam

Almarhum sebelumnya sempat dirawat tiga hari lamanya, karena tenggelam di Pantai Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, saat surfing bersama kawannya.

Tribun Bali/Prima
Ilustrasi mayat - Almarhum sebelumnya sempat dirawat tiga hari lamanya, karena tenggelam di Pantai Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, saat surfing bersama kawannya. 

TRIBUN-BALI.COM - Seorang surfer muda asal Banjar Pesinggahan, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Suami Akbar Cahyo Laksono (26) meninggal dunia di RSU Negara, Selasa 21 Mei 2024.

Almarhum sebelumnya sempat dirawat tiga hari lamanya, karena tenggelam di Pantai Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, saat surfing bersama kawannya.

Kapolsek Mendoyo, Kompol I Dewa Gede Artana menuturkan, yang bersangkutan atau surfer tersebut awalnya surfing di Pantai Yeh Sumbul, Sabtu 18 Mei 2024 pagi. Ia surfing bersama beberapa kawannya.

Sekitar pukul 09.00 WITA atau saat sedang asik surfing, seorang rekannya (saksi) melihat yang bersangkutan sempat melihat korban tidak ada pada papan surfing.

Saksi menduga korban sedang memperbaiki tali sehingga saksi melanjutkan untuk surfing.

Baca juga: TRAGEDI Rem Blong, Akibatkan Kecelakaan Truk Box dengan Mini Bus di Tol Bali Mandara, Ini Kondisinya

Baca juga: TERIAK Histeris Siswa Saat Bus Melaju, Sopir Berkali-kali Injak Rem, Tragedi Subang 11 Orang Tewas!

Ilustrasi surfing - Almarhum sebelumnya sempat dirawat tiga hari lamanya, karena tenggelam di Pantai Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, saat surfing bersama kawannya.
Ilustrasi surfing - Almarhum sebelumnya sempat dirawat tiga hari lamanya, karena tenggelam di Pantai Yeh Sumbul, Kecamatan Mendoyo, saat surfing bersama kawannya. (Istimewa)

Tak lama kemudian, saksi lainnya berteriak memanggil saksi 1 karena tali papan surfing korban terlepas.

Ia kemudian menarik tali tersebut, selanjutnya menyelam untuk mengecek korban.

Ternyata korban sudah dalam kondisi tenggelam. Beruntung korban berhasil diselamatkan dievakuasi ke pinggir pantai.

"Sempat diberikan pertolongan pertama oleh saksi, dan akhirnya korban berhasil bernafas kembali. Selanjutnya dibawa ke Puskesmas 1 Pekutatan untuk memeroleh penanganan lebih lanjut dan dirujuk ke RSU Negara," jelasnya.

Di sisi lain, kata dia, sebelum kejadian, warga setempat melihat korban datang sendiri untuk surfing.

Namun, sebelum surfing korban sudah mengalami muntah- muntah dan sempat ditegur.

Hanya saja, yang bersangkutan memaksakan diri untuk aktivitas.

"Dan sekitar pukul 09.00 tersebut peristiwa surfer tenggelam di Pantai Yeh Sumbul," tandasnya.

Terpisah, Kabid Pelayanan Medik dan Kendali Mutu RSU Negara, dr Gusti Ngurah Putu Adnyana mengatakan, korban tenggelam saat surfing tersebut dirujuk dari Puskesmas I Pekutatan ke RSU Negara, sekitar pukul 10.25 WITA pasca kejadian. Ia dirujuk dengan kondisi kritis.

"Saat datang, pasien mengalami penurunan kesadaran. Pasien sempat mengalami henti nafas serta henti jantung," jelasnya.

Dia melanjutkan, tim medis segera melakukan tindakan penanganan karena dalam kondisi lemah.

Bahkan, tim medis juga merujuk pasien ke ruang ICU serta memasang ventilator untuk membantu pernafasan peselancar muda tersebut.

Sebab, hasil foto thorax, memang ada cairan masuk ke dalam paru-paru pasien. Namun begitu, selama perawatan kondisi pasien belum ada perbaikan.

Dan puncaknya, kondisi pasien semakin memburuk pada Selasa 21 Mei 2024, dini hari sekitar pukul 04.00 WITA.

Tiga jam kemudian, nyawa peselancar muda tersebut tidak tertolong lagi dan dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 07.30 WITA.

"Pagi tadi pasien dinyatakan meninggal dunia. Kondisinya memburuk sejak dinihari tadi," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved