Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dunia
MENDIANG Putu Satria Sempat Curhat ke Pacarnya, Sebut Mayoret Akan Dibantai Sampai Habis!
Dalam curhatannya via chat WhatsApp, Putu Satria yang menjadi mayoret merasa diancam karena akan dibantai habis.
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Terungkap curhatan Putu Ananta Rustika (19), dengan pacarnya sebelum meninggal dunia dianiaya oleh seniornya di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) Jakarta.
Dalam curhatannya via chat WhatsApp, Putu Satria yang menjadi mayoret merasa diancam karena akan dibantai habis.
Hal ini terungkap dalam screenshoot percakapan Putu Satria Rustika dengan sang kekasih. Saat itu Putu Satria mengungkapkan kekhawatirannya, karena akan dibantai habis.
Putu Satria saat itu mengatakan, setelah Lebaran para calon mayoret dan bass drum akan dibaptis. Menurut Putu Satria menjelaskan ke pacarnya, dibaptis yang dimaksud yakni dibantai habis.
Putu Satria juga menjelaskan dalam chat, jika hal tersebut sudah tradisi. "Rio (panggilan Putu Satria) itu mayoret 1," ujar ibu dari Putu Satria Nengah Rusmini, Jumat (28/6).
Baca juga: CHAT Mendiang Putu Satria & Pacarnya Terungkap! Merasa Terancam oleh Kelakuan Senior di STIP!
Baca juga: NUNAS BAOS Keluarga Mendiang Putu Satria, Sebut Faktor Iri Hati, Sang Ibu Enggan Ketemu Tersangka

Pihak keluarga berharap aparat bisa mendalami lagi perihal tersebut. Jika Putu Satria pernah merasa terancam karena akan dibantai habis, berarti kekerasan berujung kematian yang dilakukan terhadap pemuda asal Desa Gunaksa itu sudah direncanakan. "Dalam chat itu, baptis artinya dibantai habis. Itu chat tanggal 29 Maret 2024," ungkap Rusmini.
Sementara kejadian penganiayaan yang dilakukan terhadap Putu Satria hingga ia meninggal dunia terjadi Jumat (3/5) atau setelah libur Idul Fitri. Sesuai dengan yang dikhawatirkan Putu Satria dalam chat dengan pacarnya.
Sebelum-sebelumnya Putu Satria juga curhat seringnya dirinya dipukuli oleh seniornya. Bahkan Putu Satria sempat menunjukkan foto ulu hatinya yang lebam, akibat penganiayaan sekitar bulan Desember lalu.
Sementara perkembangan terakhir dari kasus tersebut, sudah dilakukan rekonstruksi kejadian dengan pihak kejaksaan.
"Sudah dilakukan rekonstruksi dengan kejaksaan," ungkap Rusmini. Pihak keluarga masih terus menuntut keadilan, dari kasus meninggalnya taruna STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) Jakarta, Putu Satria Ananta Rustika (19) akibat dianiaya oleh seniornya di kampus.
Ada 4 orang yang telah ditetapkan tersangka, yakni Tegar Rafi Sanjaya, Wilyam Jones Panjaitan, Farhan Abubakar dan I Kadek Adrian.
Seperti diketahui, Putu Satria Ananta Rustika (19) meninggal dunia setelah mendapat kekerasan dari seniornya di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) di Jakarta, Jumat (3/5).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian itu terjadi di toilet lantai II STIP Jakarta Utara. Awalnya korban (Putu Satria Ananta Rustika) dan teman-temannya yang masih tingkat I, dipanggil oleh senior di tingkat II. Seniornya yang bernama Tegar asal Bekasi, sempat menanyakan siapa yang meminta korban dan rekan-rekanya memakai pakaian olahraga ke gedung pendidikan lantai 3.
Korban dan rekan-rekannya kemudian diminta berbaris berjejer. Kemudian tegar memukul ulu hati korban dengan tangan mengepal sebanyak 5 kali. Hal itu membuat korban terkapar dan meninggal dunia. (mit)
3 Pelaku Penganiayaan Putu Satria Dituntut Penjara 2-6 Tahun, Keluarga Kecewa dengan Tuntutan Jaksa |
![]() |
---|
KASUS Kematian Putu Satria, Keluarga Kecewa, 3 Pelaku Penganiayaan Hanya Dituntut Penjara 2-6 Tahun! |
![]() |
---|
KECEWA Keluarga Mendiang Putu Satria Atas Tuntutan Jaksa ke Pelaku, Kadek Adrian Hanya 2 Tahun! |
![]() |
---|
KELUARGA KECEWA, Tuntutan Jaksa ke Pembunuh Putu Satria Terlampau Ringan |
![]() |
---|
Kadek Adrian Dituntut 2 Tahun, Tuntutan 3 Terdakwa Penganiayaan Putu Satria Asal Klungkung Berbeda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.