Berita Buleleng
Promosikan Potensi Pariwisata Buleleng, Kemenparekraf RI Gandeng Berbagai Media
Sekda Suyasa menyampaikan bahwasannya potensi pariwisata Bali Utara tidak kalah dengan Bali selatan. Justru Buleleng memiliki daya tarik berbeda
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Puluhan media nasional dan internasional melakukan kunjungan ke Kabupaten Buleleng pada Sabtu 10 Agustus 2024.
Kunjungan tersebut dalam rangka mengenalkan potensi daya tarik pariwisata Kabupaten Buleleng melalui kanal-kanal informasi dari media lokal, nasional dan internasional.
Kunjungan tersebut dihadiri Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf RI I Gusti Ayu Dewi Hendriyani dan Kadispar Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun.
Sedangkan dari pemerintah daerah mewakili Pj. Bupati Buleleng hadir Sekda Gede Suyasa didampingi Kadis Pariwisata Gede Dody Sukma Oktiva Askara.
Baca juga: Lolos Sebagai Finalis, Pj Bupati Gianyar Paparkan Capaian Kinerja Selama Menjabat di Gianyar
Pada kunjungan tersebut juga dihadiri sejumlah media lokal Buleleng.
Pada kesempatan itu, Kabiro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf RI I Gusti Ayu Dewi Hendriyani menyampaikan press tour yang mengajak media nasional dan internasional dari Jakarta ini, tidak hanya untuk memberikan pengalaman berwisata di Bali utara, namun juga untuk memberi informasi yang valid dan terpercaya.
"Terutama terkait potensi dan pengembangan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata di Kabupaten Buleleng. Sehingga media nasional dan internasional ini, dapat mempublikasikan serta membranding atas pengalamannya selama tiga hari di Buleleng," ungkapnya.
Sementara itu, Sekda Suyasa menyampaikan bahwasannya potensi pariwisata Bali Utara tidak kalah dengan Bali selatan. Justru Buleleng memiliki daya tarik berbeda dari daerah lainnya.
Dalam pemaparannya, pria yang pernah menjabat sebagai Kadis Pariwisata pada tahun 2015 silam ini mengatakan seni budaya di Buleleng sangat beragam.
Hal ini tampak pada tariannya dan gamelannya yang memiliki kesan tegas.
"Begitupun pada seni ukiran yang memiliki karakter berbeda dibanding dengan Bali selatan. Di mana pada seni ukir, terdapat banyak panorama alam karena 'Buleleng Gumi Den Bukit' (Bumi dibalik bukit). Lalu wisata bahari dengan garis pantai terpanjang di Bali dan ini sangat banyak potensinya," paparnya.
Kendati demikian, imbuh Sekda, kunjungan turis asing ke Buleleng hanya sekitar 10 persen.
Ini menandakan belum ada pemerataan kue-kue pariwisata di Bali.
Menurut Sekda Suyasa, salah satu yang menjadi kendala adalah aksesibilitas pariwisata. Sebab Buleleng jauh dari bandara.
Untuk itu melalui Pemerintah Provinsi Bali dan Pusat, pihaknya berharap ada program prioritas di Buleleng. Sehingga pemerataan kunjungan ke Bali utara terwujud.
"Kajian teknis untuk aksesibilitas ada di pemerintah pusat. Untuk itu kami berharap agar Buleleng diberikan program prioritasnya," harap Gede Suyasa. (mer)
Kumpulan Artikel Buleleng
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.