WNA Australia Telantar di Buleleng Ternyata Overstay 71 Hari, Pihak Keluarga Angkat Tangan 

Kantor Imigrasi Kelas II TPI Singaraja telah menindaklanjuti penanganan warga negara asing (WNA) Australia yang telantar di RSUD Buleleng, berinisial

Istimewa
Kepala Kantor Imigrasi Singaraja, Hendra Setiawan saat menggelar press release, Senin 19 Agustus 2024. 

Sebab dari hasil penelusuran administrasinya, LCN masuk ke Indonesia 13 Mei 2024 menggunakan Visa on arrival yang berlaku selama 30 hari.

Baca juga: Masuk ke Bali sebagai Investor, Imigrasi Ngurah Rai Temukan 6 WNA malah Bekerja di Salon

Sehingga batas waktu tinggalnya hanya sampai 11 Juni 2024. 

"Kalau sampai Senin (19/8/2024) kemarin, dihitung sudah 71 hari overstay-nya. Aturan kita kalau sudah di atas 60 hari, hukumannya deportasi cekal (penangkalan)," terangnya. 

Kendati demikian, imbuh Hendra, deportasi LCN masih menunggu siapa yang membiayai tiket keberangkatannya.

Sebab imigrasi tidak bisa menanggung proses pemulangan yang bersangkutan. 

"Tiket menjadi tanggung jawab sponsor kalau ada, pihak keluarga, hingga konsulat. Tapi ini kan semua angkat tangan."

"Dari pihak keluarga angkat tangan, konsulat juga angkat tangan. Sehingga upaya kami tinggal menghubungi temannya yang memegang pasport milik LCN," ucapnya. 

Hendra mengatakan, karena sejatinya setiap WNA yang masuk ke Indonesia memiliki return tiket atau tiket kembali ke negera asal.

Petugas pun akan mempertanyakan perihal return tiket ini, dan WNA wajib menunjukkan.

"Return tiket ini sifatnya terbuka, artinya bisa dijadwalkan kapanpun," tandas Hendra. 

Sebelumnya seorang WNA Australia berinisial LCN (37) telantar di RSUD Buleleng.

Ia sebelumnya sempat dirawat di RSUD Buleleng karena kondisi kesadaran menurun.

Namun kondisinya pulih, pihak rumah sakit menduga jika LCN mengalami gangguan kejiwaan dan perlu perawatan kesehatan lanjutan (rujukan). 

Kendati demikian, pihak RSUD Buleleng memiliki kendala lain. Lantaran LCN tidak didampingi seorang pun, alias tidak ada penanggungjawab. Sehingga tidak bisa dirujuk. 

Direktur RSUD Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha mengatakan jika LCN tidak membahayakan ataupun menyerang orang lain.

Namun ia kerap histeris saat diminta petugas untuk kembali ke ruangannya.

Sehingga dinilai mengganggu pasien lain. (*)

 

Berita lainnya di WNA di Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved