Berita Buleleng

SELAMAT JALAN Bli Kadek Partha, 10 Hari Berjuang, Bocah Dencarik Buleleng Meninggal karena DBD

SELAMAT JALAN Bli Kadek Partha, 10 Hari Berjuang, Bocah Dencarik Buleleng Meninggal karena DBD

Kompas.com/Irwan Nugraha
Ilustrasi 

dr. Arya tidak memungkiri jika kondisi Kadek Partha memang sudah parah saat dilarikan ke RSUD Tangguwisia.

Secara teoritis, kata dia, dari seluruh kasus DBD ada sekitar 8 sampai 15 persen kasus, beresiko menjadi berat atau DSS.

"Dan itu resiko kematiannya bisa lebih dari 80 persen," imbuhnya. 

Pria yang juga Direktur RSUD Buleleng ini menyebut ada banyak faktor penyebab penyakit DBD menjadi berat.

Salah satunya karena terlambat penanganan.

Mengingat pada kasus ini, Kadek Partha baru dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami demam hari ke 10. 

"Faktor kedua, pada anak-anak yang memiliki berat badan berlebih, resiko shocknya juga besar.

Sesuai data, pasien berusia 9 tahun memiliki berat badan 40 kilogram.

Mungkin itu lumayan besar. Sedangkan sisanya karena faktor yang belum diketahui. Misalnya kekuatan inveksi virus," sebutnya.

Tindaklanjut terhadap kasus ini, dr. Arya mengatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) DBD lebih lanjut di Desa Dencarik pada Selasa (10/9/2024).

PE dilakukan di sekitar rumah almarhum hingga lingkungan sekitarnya. 

"Berdasarkan keterangan keluarga pasien, pasien demam sejak tanggal 28 Agustus 2024.

Sempat diperiksakan ke dokter praktik mandiri tanggal 30 Agustus 2024, diberikan terapi obat dan pasien diperbolehkan pulang.

Sedangkan hasil pemantauan jentik di rumah dan lingkjngan sekitar menunjukkan negatif jentik dan tidak ditemukan penderita sakit panas lainnya," tandas dia. 

Dihubungi terpisah, Perbekel Dencarik Made Riasa membenarkan jika salah satu warganya ada yang meninggal dunia akibat DBD.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved