Pilkada Denpasar

ADU Strategi Atasi Macet, Abdi Benahi Transportasi Publik, Jaya-Wibawa Bangun Jalan Tembus Sanur!

Ambara pun mengatakan antara pusat dan daerah harus satu jalur. Karena jika ingin membangun underpass diperlukan dana Rp 300 miliar.

ISTIMEWA/SUP
Dua pasangan calon (paslon) Pilwali Kota Denpasar, yakni paslon nomor urut 1 Gede Ngurah Ambara Putra–I Nengah Yasa Adi Susanto (Abdi) dan paslon nomor urut 2 I Gusti Ngurah Jaya Negara–I Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya-Wibawa) terlibat debat terbuka pertama Pilwali 2024 di Prama Sanur, Denpasar, Sabtu (19/10) malam.  

TRIBUN-BALI.COM  – Dua pasangan calon (paslon) Pilwali Kota Denpasar, yakni paslon nomor urut 1 Gede Ngurah Ambara Putra–I Nengah Yasa Adi Susanto (Abdi) dan paslon nomor urut 2 I Gusti Ngurah Jaya Negara–I Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya-Wibawa) terlibat debat terbuka pertama Pilwali 2024 di Prama Sanur, Denpasar, Sabtu (19/10) malam. 

Kedua paslon beradu program dan strategi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di Kota Denpasar. Mulai dari kemacetan, sampah, pendidikan, hingga digitalisasi UMKM.

Dalam hal mengatasi kemacetan, kedua paslon memiliki program dan strategi masing-masing. 

Paslon Abdi misalnya, akan memperbaiki transportasi publik di Denpasar. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlag kendaraan pribadi yang menjadi sumber kemacetan.

Baca juga: GAJI Raffi Ahmad Setingkat Menteri! Prabowo Lantik Utusan Khusus Presiden, Sebulan Rp18 Juta Lebih

Baca juga: Jro Budi Hartawan dari Pasemetonan Suka Duka Satria Muda Majapahit: Pak Koster Terbukti Kerja Nyata

Pelaksanaan debat Pilwali di Hotel Prama Sanur Denpasar - Debat Perdana Pilwali Denpasar, Ketua KPU: Jadi Pertimbangan 507.561 Pemilih
Pelaksanaan debat Pilwali di Hotel Prama Sanur Denpasar - Debat Perdana Pilwali Denpasar, Ketua KPU: Jadi Pertimbangan 507.561 Pemilih (Tribun Bali/Putu Supartika)

"Kami akan memasang lampu merah smart dengan CCTV. Transportasi publik dengan halte, sehingga semua masyarakat akan naik transportasi publik sehingga sedikit kendaraan di jalan," kata Ngurah Ambara.

Ambara pun mengatakan antara pusat dan daerah harus satu jalur. Karena jika ingin membangun underpass diperlukan dana Rp 300 miliar.

Yasa Adi Susanto menambahkan, untuk mengatasi kemacetan, di daerah pariwisata tidak boleh membuka mal. Karena dengan membuka mal akan membuat kemacetan.

"Toko kecil dan yang menjual souvenir akan terdampak karena kemacetan, mereka tidak dapat penghasilan. Sehingga kami tidak akan berikan izin mal atau supermarket di daerah pariwisata," paparnya.

Sementara paslon Jaya-Wibawa dalam mengatasi kemacetan pihaknya akan membangun underpass serta 

jalan baru dari Sanur tembus ke Bypass Ida Bagus Mantra.

Paslon Jaya-Wibawa mengaku akan meminta terlebih dahulu pengelolaan dermaga Sanur ke pusat. Apalagi di sana ada aset berupa tanah milik Pemkot Denpasar.

Saat sudah diserahkan ke Denpasar, maka penumpang di Pelabuhan Sanur sebagian akan dibawa ke pelabuhan pengumpan Serangan dan Mertasari.

"Tiap hari ada 6.000 kunjungan wisatawan, kita akan pecah, di utara 3.000, di selatan 3.000. Ini juga untuk memeratakan Sanur bagian utara dan selatan," papar Jaya Negara.

Pihaknya juga akan lakukan rekayasa lalulintas dan membuat kantong parkir, sehingga mengurangi kemacetan di Sanur. 

 
 
Selain kemacetan, penanganan permasalahan sampah di Denpasar menjadi salah satu sorotan dalam pelaksanaan debat perdana Pilwali. Apalagi dalam setahun, sampah di Denpasar mencapai 357 ribu ton lebih.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved