Berita Bali

Tahun 2024 Penderita TBC di Bali Baru Terdeteksi 69 Persen, Pemerintah Pusat Dorong Deteksi

TBC tidak hanya menyerang orang dewasa saja, namun juga balita dan anak-anak. 

freepik
ILUSTRASI TBC - Tahun 2024 Penderita TBC di Bali Baru Terdeteksi 69 Persen, Pemerintah Pusat Dorong Deteksi 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Penderita Tuberkulosis (TBC) di Bali tidak masuk kasus tertinggi secara nasional. 

Pemerintah pusat pun terus mendorong agar pemerintah daerah dapat menjaring para pengidap TBC yang tidak sadar bahwa ia mengidap TBC. 

Minimal harus ada 90 persen jumlah penderita TBC dari estimasi kasus yang diberikan oleh pemerintah pusat untuk memastikan bahwa penderita TBC benar-benar terdeteksi. 

Sementara itu, pemerintah pusat memberikan estimasi jumlah kasus TBC di Bali yang harus didapat di tahun 2024 sebanyak 6.459 kasus. 

Baca juga: WASPADA! Penderita TBC Naik Tajam,1.416 Tahun 2022,Jadi 1.858 di 2023, Aplikasi SENTER Bantu Pasien

Namun, hingga Oktober ini, Bali baru menemukan kasus TBC sebanyak 4.392 kasus atau jika dipersentasekan baru 69 persen. 

Menanggapi hal tersebut, Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, I Nyoman Sudiasa berharap, semoga kasus TBC di Bali dapat ditemukan 90 persen di akhir tahun 2024 ini. 

“Semoga akhir tahun tercapai minimal 90 persen. Dengan target 90 persen keberhasilan pengobatan,” jelasnya, Rabu 13 November 2024.

Sudiasa juga memaparkan, TBC tidak hanya menyerang orang dewasa saja, namun juga balita dan anak-anak. 

Paling kecil ditemukan pasien TBC di Bali berusia di atas 3 tahun.  

Namun, kata Sudiasa penyakit TBC disebabkan karena penyebaran bakteri, maka bagi pasien harus rutin berobat hingga sampai sembuh. 

Tidak hanya itu, Diskes serta faskes yang ada di kabupaten/kota harus juga skrining keluarga atau teman dekat penderita.

“Kadang-kadang tidak semua pasien melakukan evaluasi karena pasiennya banyak dari luar Bali sehingga pindah-pindah. Sedangkan petugas faskes harus mencatat pengobatan pasien hingga dinyatakan sembuh,” imbuhnya.

Sudiasa berharap penemuan kasus tahun lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. 

Data sementara 4.392 kasus tahun ini, sedangkan tahun 2023 sebanyak 5.226 kasus. Ada selisih sekitar 900 kasus. 

“Kami menemukan sebanyak-banyaknya kalau sudah hampir seluruh kasus jadi rantai penularannya pasti  terputus,” paparnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved