Berita Karangasem

Warga Temukan Bangkai Paus di Perairan Karangasem, Begini Ceritanya!

Awalnya Nyoman Gatra diminta mengantar wisatawan menaiki jukung oleh warga setempat, Wayan Supartama di Pantai Lean.

ISTIMEWA/TANGKAPAN LAYAR FB. I KADEK DESTRAYASA
MENGAPUNG - Bangkai paus yang ditemukan mengapung di sekitar Pantai Lean, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Minggu (17/11). Bangkai paus tersebut memiliki panjang sekitar 17 meter dan diameter sekitar 2 meter. 

TRIBUN-BALI.COM - Video seekor bangkai paus di perairan Karangasem viral di media sosial, Minggu (17/11). 

Kali pertama bangkai mamalia laut itu ditemukan seorang warga, ketika mengantar wisatawan menaiki jukung di sekitar Pantai Lean, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem.

Kasi Humas Polres Karangasem Iptu I Gede Sukadana menjelaskan, bangkai paus itu pertama kali diketahui nelayan asal Desa Bunutan, I Nyoman Gatra, Minggu (17/11) pagi. 

Awalnya Nyoman Gatra diminta mengantar wisatawan menaiki jukung oleh warga setempat, Wayan Supartama di Pantai Lean.

Baca juga: WNA Australia Masih Tertinggi, Kantor Imigrasi Catat 5,3 Juta WNA Masuk Bali, Via Bandara Ngurah Rai

Baca juga: HIPMI Minta Jangan Terlena Zona Nyaman Pariwisata! Bergerak Garap Sektor Pertanian

Lalu Nyoman Gatra menerima tawaran itu dan langsung mendampingi wisatawan berwisata dengan perahu nelayan. 

Namun baru sekitar 1 kilometer dari pesisir pantai, Gatra mendapati benda besar berwana hitam mengapung di tengah laut. 

“Mendapati benda hitam mengapung, Nyoman Gatra ini langsung kembali ke pesisir pantai dan menemui temannya (Wayan Supartana),” ungkap Gede Sukadana, Senin (18/11).

Setelah mendapat informasi itu, Supartana ikut bersama Gatra berlayar ke tengah laut dan bersama-sama melihat bangkai paus tersebut. 

Dilihat secara fisik, bangkai paus itu memiliki panjang sekitar 17 meter dan diameter sekitar 2 meter. Kondisinya sudah mulai membusuk dan menimbulkan bau tidak sedap. 

“Informasinya bangkai paus itu masih mengapung di tengah laut Lipah, terbawa arus menuju ke  perairan Seraya Karangasem,” jelas Sukadana.

Diduga paus itu mati akibat perubahan iklim yang ektrem di habitatnya (laut dalam) atau ke lainnya, lalu mengambang dan terbawa arus menuju pesisir pantai. (mit)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved