Berita Buleleng

Atasi Banjir di Kampung Anyar Buleleng, Butuh Rp 4 Miliar Bangun Sodetan

Rencananya, sodetan ini dari drainase di DPRD Buleleng disambungkan ke barat menuju wilayah Banjar Tegal, yang bermuara di Tukad Banyumala. 

ISTIMEWA
BANJIR – Sejumlah petugas Dinas PU Buleleng dan warga melakukan penanganan sampah tersumbat yang menyebabkan banjir di wilayah Kelurahan Kampung Anyar Selatan, Kecamatan/Kabupaten Bueleleng pada Jumat (29/11). 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA  - Pembuangan air hujan dari sejumlah wilayah di Kota Singaraja, selama ini hanya berpusat di satu titik, yakni Tukad Mumbul, Kelurahan Kampung Anyar, Buleleng. Maka tak heran jika sungai tersebut meluap karena kelebihan volume air. 

Seperti yang terjadi pada Jumat 29 November 2024 lalu. 

Air dari Tukad Mumbul meluap akibat tingginya intensitas hujan. 

Dampaknya puluhan rumah warga pun kebanjiran, karena posisi rumah warga berada lebih rendah daripada sungai. 

Baca juga: Air Tukad Mumbul Buleleng Meluap, Butuh Rp 4 Miliar untuk Bangun Sodetan Demi Atasi Banjir

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Buleleng, I Putu Adiptha Ekaputra tak memungkiri jika pembuangan air hujan dari beberapa titik, hanya dipusatkan di Tukad Mumbul. 

Meliputi Banjar Tegal/Jalan Ngurah Rai, Jalan Anggrek, bahkan wilayah Banjar Bali

Adiptha mengatakan, menyikapi hal ini pihaknya berencana membangun sodetan, untuk memecah limpahan air hujan dari berbagai wilayah itu. 

Rencananya, sodetan ini dari drainase di DPRD Buleleng disambungkan ke barat menuju wilayah Banjar Tegal, yang bermuara di Tukad Banyumala. 

Dengan demikian, beban limpahan air ke Tukad Mumbul bisa berkurang. 

"Rencana pembangunan sodetan ini akan kami usulkan di tahun 2025 ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Buleleng. Mengenai anggarannya diperkirakan mencapai Rp 4 miliar," jelasnya Selasa 3 Desember 2024. 

Ihwal Tukad Mumbul yang kelebihan volume air hingga meluap, sejatinya bukan perkara baru. 

Adiptha pun menegaskan jika pihaknya di Pemkab Buleleng, sejatinya sudah melakukan berbagai upaya sebagai jalan keluar masalah ini. 

Misalnya pada tahun lalu, dinas PUTR sudah melakukan normalisasi hingga memperbaiki dimensi sungai. 

Perbaikan dimensi dilakukan untuk mengembalikan lebar sungai seperti semula. 

"Ini karena ada bangunan warga yang memakan badan sungai itu, sehingga perlu mengembalikan lagi seperti aslinya. Namun karena intensitas hujan tinggi pada Jumat lalu, volume air ternyata melebihi daya tampung sungai. Hingga akhirnya meluap ke rumah warga," jelasnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved