PMK di Bali
Antispasi Pembeli Sapi Murah, Kepala Distan Klungkung Ingatkan Peternak, Dampak PMK Tak Signifikan
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat mengatakan, secara umum kasus positif PMK di Buleleng belum ditemukan. Hanya saja beberapa
TRIBUN-BALI.COM – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi kembali merebak di wilayah Jawa. Namun, PMK tidak perlu dikhawatirkan karena tidak berdampak signifikan terhadap sapi di Bali.
Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Pertanian (Distan) Klungkung Ida Bagus Juanida. Menurutnya, petani di Bali seharusnya tidak perlu khawatir dengan PMK yang merebak di Jawa. Karena kata dia, selama ini PMK tidak berdampak signifikan terhadap sapi di Bali, yang kebanyakan sapi potong.
“PMK kalau di Bali pengaruhnya tidak signifkan. Karena penyakit ini sifatnya sudah endemis. Angka kesakitan tinggi, tetapi angka kematiam rendah. kemungkinan sapi sembuh tinggi,” ujar Juanida, Kamis (16/1).
Baca juga: VIDEO Bali Darurat Copet? Santoso 3 Kali Berhasil Mencopet di Daerah yang Sama
Baca juga: VIDEO Plafon Kelas TK Semarapura Tengah Klungkung Jebol, Siswa Terpaksa Belajar di Luar Kelas
Isu PMK tersebut, justru dimanfaatkan pembeli untuk membeli sapi petani di Bali dengan harga murah. Ini yang seharusnya menjadi perhatian. Padahal PMK tidak ada pengaruh signifikan terhadap sapi-sapi di Bali.
“Padahal kalau sapi pedaging di Bali ada kena PMK, 3 hari sampai seminggu saja sembuh. Tidak pengaruh signifikan juga ke ternak. Hati-hati jika ada pembeli yang meminta sapi petani dengan harga murah beralasan ada penyakit PMK. Karena sapi di Bali tidak ada pengaruh signifikan dengan PMK, tingkat kesembuhan sangat tinggi,” jelas dia.
Berbeda halnya di Jawa yang banyak sapi perah. Karena PMK berdampak pada produktivitas susu yang dihasilkan. Sehingga PMK menjadi masalah yang sangat serius, karena produksi susu bisa macet dan pengaruh ke perusahaan-perusahaan susu. Karena potensi kerugian yang keras, sehingga PMK di Jawa menjadi atensi khusus.
“Intinya jangan sampai isu PMK kembali mencuat, ini dijadikan kesempatan bagi pembeli-pembali nakal untuk membeli sapi di Bali dengan harga murah. Sehingga petani rugi. Padahal sapi-sapi di Bali tidak terlalu berpengaruh pada PMK,” ungkap dia.
Meskipun demikian, dirinya tetap mengimbau petani untuk tetap meningkatkan bioscurity ternaknya untuk menghindari penularan penyakit bagi ternak.
Misalnya dengan membatasi orang untuk keluar-masuk kandang, untuk mengurangi berpotensi membawa penyakit dari luar ke ternak. Serta rutin melakukan penyemprotan dan menjaga kebersihan kandang demi tetap menjaga kesehatan ternak.
Disebutkan, tahun 2025 ini Pemkab Klungkung mendapatkan jatah 1.625 dosis vaksin PMK. Padahal di Klungkung populasi sapi sekitar 24.000 ekor. “Vaksin dari pemerintah itu sebenarnya sifatnya stimulus untuk petani. Kami masih menunggu petunjuk teknisnya (vaksinasi),” ungkap Juanida.
Sementara itu, pemerintah gencar mendistribusikan vaksin PMK ke petani di berbagai daerah. Di Bali sejumlah daerah melaksanakan vaksinasi. Di Kabupaten Buleleng mendapat 3.125 dosis vaksin PMK.
Vaksin tersebut selanjutnya disebar ke masing-masing Puskeswan, serta difokuskan untuk dua lokasi prioritas. Yakni di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt dan Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat mengatakan, secara umum kasus positif PMK di Buleleng belum ditemukan. Hanya saja beberapa waktu lalu, sempat ada ternak warga di Desa Lokapaksa yang memiliki gejala PMK.
“Awalnya ternak didiagnosa PMK. Namun setelah dicek lab, ternyata hasilnya negatif. Begitupun hari ini (kemarin), kami mengambil swab ternak warga di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak. Mudah-mudahan hasil swabnya yang turun Jumat tidak positif,” ucapnya dikonfirmasi Kamis (16/1).
Hingga kini Kabupaten Buleleng telah menerima 3.125 dosis vaksin PMK. Vaksin ini selanjutnya disebar ke 9 Puskeswan yang tersebar di 9 kecamatan, serta ke lokasi yang menjadi prioritas PMK. “Dari kemarin pergerakan kami sudah mulai untuk melakukan vaksin. Untuk lokasi yang jadi prioritas vaksin yakni Desa Lokapaksa dan Desa Pejarakan,” sebutnya.
Alasan 2 desa ini menjadi prioritas vaksinasi, lantaran hingga hari ini hanya di 2 desa ini yang ada tanda-tanda sapi sakit. Menurut Melandrat, khususnya sapi tidak ada yang didatangkan dari luar Bali. Justru dari Bali yang mengirim ke luar daerah. “Khususnya populasi sapi di Buleleng jumlahnya sebanyak 70.506 ekor,” ucapnya.
Mengenai ancaman PMK, Melandrat menjelaskan jika penyakit ini berkaitan dengan pola budidaya dari peternak. Bagaimana peternak ini betul-betul intensif memberikan jaminan kesehatan hewannya.
“Artinya sepanjang kesehatan atau tubuh hewan baik, maka tidak diserang. Tetapi kalau kesehatannya turun akibat sanitasi ternaknya tidak baik, tentu akan memicu lagi. Apalagi iklim sekarang mendukung,” ujarnya.
Saat ini pihaknya sudah melakukan sosialisasi di Desa Lokapaksa. Bersamaan dengan sosialiasi, dilakukan pula pengaplikasian cairan EM4 sebagai langkah pencegahan. “Kita harapkan sosialisasi harus lebih gencar.
Sosialisasi tidak hanya dari dokter hewan saja, namun kita harapkan semua penyuluh pertanian mampu memberikan sosialisasi yang baik pada peternak-peternak, khususnya sapi, kambing dan kerbau,” tandasnya.
Sementara itu, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana memperoleh sebanyak 1.500 dosis vaksin PMK di tahap awal Januari 2025. Melalui Bidang Keswan-Kesmavet, petugas medikvet langsung bergerak untuk lakukan vaksinasi di sejumlah titik wilayah Kecamatan Negara dan Melaya, Kamis (16/1).
Pelaksana Tugas Kabid Keswan-Kesmavet, I Gede Putu Kasthama mengatakan, di tahap awal atau tahap pertama ini, Jembrana memperoleh 1.500 dosis vaksin PMK. Tim Keswan-Kesmavet Jembrana langsung bergerak di sejumlah titik. “Hari ini (kemarin) kita laksanakan vaksinasi PMK di dua Kecamatan yakni Negara dan Melaya,” jelas Kasthama.
Dia menyebutkan, total hewan yang diberikan pelayanan vaksin adalah sebanyak 116 ekor sapi dan delapan ekor kerbau. Vaksin yang diberikan jenis Aphthovet. “Tahap pertama baru 1.500 dosis per ekor. Kemungkinan nantinya akan diberikan lagi dari provinsi,” sebutnya.
Ia berharap, dengan pelaksanan vaksinasi ini nantinya wilayah Jembrana tetap zero kasus seperti saat ini. Selain vaksinasi, pihaknya juga menjalin komunikasi dengan pihak karantina pertanian di wilayah Pelabuhan Gilimanuk untuk mencegah virus PMK masuk dari luar Bali. Diketahui, belakangan ini virus PMK merebak di wilayah Jawa Timur yang berbatas dengan Bali. “Kami berharap semua peternak bisa menjaga lingkungannya masing-masing dengan maksimal untuk mencegah munculnya kasus (PMK),” harapnya. (mit/mer/mpa)
CEGAH Sapi Terjangkit PMK, Warga Sempat Tolak Vaksin, Pelayanan Kesehatan Hewan Terpadu di Perancak |
![]() |
---|
Februari Targetkan 5.100 Vaksin PMK, Gianyar Genjot Vaksinasi PMK, Januari Tuntaskan 1.709 Ekor Sapi |
![]() |
---|
Jaga Jembrana Zero PMK, Vaksin PMK Tahap I Sudah 87 Persen |
![]() |
---|
102 Ekor Sapi Divaksin PMK, Distan Denpasar Dapat Alokasi 200 Dosis |
![]() |
---|
Target Distribusi 2 Juta Vaksin Hingga Maret 2025 Atasi PMK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.