Berita Buleleng
HANYA Butuh Waktu Panen 60 Hari, Pemkab Buleleng Berupaya Perluas Budidaya Jagung Arumba
Tak hanya itu, jagung Arumba juga punya keunggulan dari segi waktu panen. Yakni hanya membutuhkan waktu selama 60 hari atau dua bulan.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Pemerintah Kabupaten Buleleng berupaya memperluas budidaya jagung Arumba. Selain karena punya nilai ekonomis tinggi, budidaya jagung Arumba juga sebagai upaya mendukung ketahanan pangan pemerintah pusat.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat menjelaskan, jagung Arumba merupakan varietas baru dengan berbagai keunggulan. Misalnya segi rasa, Melandrat mengatakan jagung ini mirip seperti ketan.
Tak hanya itu, jagung Arumba juga punya keunggulan dari segi waktu panen. Yakni hanya membutuhkan waktu selama 60 hari atau dua bulan.
Baca juga: OLENG Lalu Tabrak Pikap dari Belakang, Suhendaik Mengantuk di Jalur Tengkorak Denpasar-Gilimanuk!
Baca juga: PASCA Macet Parah, Dinas Perhubungan Badung Siapkan Tambahan Kantong Parkir & Lakukan Rekayasa Lalin
"Perbandingan dengan jagung unggul, itu butuh waktu panen selama tiga bulan. Sedangkan jagung lokal butuh waktu selama 6 bulan baru bisa kita panen," jelasnya, Minggu (16/3).
Melandrat mengatakan jagung Arumba merupakan produk yang sangat diminati di wilayah Madura. Pemerintah Kabupaten Buleleng pun berupaya membudidayakan jagung Arumba di wilayah Kecamatan Gerokgak. Hasilnya diakui lebih baik.
"Kami akan terus kembangkan varietas jagung ini, terutama Galur murninya. Karena di tahun 2024 produksi jagung kita tinggi, yakni berkisar 35 ribu ton dalam setahun. Dengan masa panen 60 hari, tentu dalam setahun kita bisa panen lima kali," ungkapnya.
Kendati ada upaya mengembangkan jagung Arumba, Melandrat menegaskan produk pertanian lainnya tidak akan dilupakan. Upaya ini untuk mengantisipasi terjadinya inflasi.
“Jangan sampai karena kita terlalu fokus, justru berdampak pada inflasi produk pertanian lainnya. Contoh seperti cabai. Maka dari itu kita akan menerapkan sistem tumpang sari. Sehingga optimalisasi lahan per satuan luas, produksinya bisa tercapai," jelas dia.
Sementara itu, Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra mengatakan varietas jagung Arumba menjadi solusi bagi pertanian di Buleleng. Sebab jagung ini sangat cocok ditanam di lahan kering karena tidak memerlukan banyak air.
Oleh sebab itu pihaknya sangat mendukung ihwal budidaya jagung Arumba. Mengingat masih banyak lahan tidur di Buleleng. Seperti yang ada di Buleleng Barat dan Timur.
"Upaya ini sekaligus sebagai dukungan kami terhadap gerakan ketahanan pangan dari pemerintah pusat, serta kemandirian pangan di Kabupaten Buleleng," ujarnya.
Sutjidra berharap budidaya jagung Arumba khususnya di lahan percontohan Dinas Pertanian mampu memantik gairah para petani. Apalagi jagung varietas ini punya banyak keunggulan. "Selain nilai ekonomis yang tinggi, masa panennya juga relatif cepat. Bahkan sudah ada pasarnya," tandas dia. (mer)
Selebgram NLK Divonis 10 Bulan Penjara, Punya Anak Balita Jadi Pertimbangan Putusan Majelis Hakim |
![]() |
---|
Pengecer Beras Diminta Bongkar Ulang Kemasan, DKPP Buleleng Gelar Sidak |
![]() |
---|
Puluhan Warga Buleleng Bali Ganti Kolom Agama di KTP Jadi Penghayat Kepercayaan |
![]() |
---|
Total Penduduk Buleleng 830.873 Jiwa, Naik 2.717 Jiwa, Terbanyak di Kecamatan Gerokgak |
![]() |
---|
MENGENANG 1,5 Abad SD 1 Paket Agung Buleleng:Jadi Awal Mula Pertemuan Ayah dan Ibu Soekarno |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.