Penebasan di Bali
Wayan Suarjana Lolos dari Tuntutan, Terdakwa Kasus Pembunuhan di Pemuteran Buleleng Divonis Bebas
Wayan Suarjana, pria asal Banjar Dinas Loka Segara, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng divonis bebas oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Wayan Suarjana Lolos dari Tuntutan, Terdakwa Kasus Pembunuhan di Pemuteran Buleleng Divonis Bebas
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Wayan Suarjana, pria asal Banjar Dinas Loka Segara, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng divonis bebas oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Singaraja.
Ia lolos dari ancaman hukuman 10 tahun penjara atas dakwaan kasus pembunuhan di Desa Pemuteran pada 2 November 2024 lalu.
Sidang putusan pria yang akrab disapa Jana itu digelar pada Kamis (17/4/2025).
Baca juga: Kasus Penebasan di Buleleng Masuki Tahap Tuntutan, Wayan Suarjana Dituntut 10 Tahun Penjara
Sidang dipimpin oleh Hakim Ketua Yakobus Manu, didampingi hakim anggota Anak Agung Ayu Sri Sudanthi dan Pulung Yustisia Dewi.
Dalam sidang itu, hakim tidak memungkiri jika Jana melakukan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa korban, yakni Slamet Riyadi.
Walau demikian hakim berpendapat terdakwa tidak bersalah telah melakukan perbuatan tersebut.
Baca juga: SITA Sebilah Pedang Tanpa Gagang, MMK Diringkus Tanpa Melawan, Tangkap Pelaku Penebasan di Nusa Dua
Oleh sebab itu dalam putusannya, hakim menyatakan Jana tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan, sebagaimana dakwaan primair Jaksa Penuntut Umum (JPU).
"Menyatakan terdakwa I Wayan Suarjana alias Jana terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan subsidair Penuntut Umum, tetapi tidak ada kesalahan pada diri Terdakwa ketika melakukan perbuatannya itu," ujar hakim dalam putusan yang diterima, Minggu (27/4/2025).
Baca juga: PELAKU Penebasan Sudah Diamankan Polsek Kuta Selatan! Gerak Cepat Reskrim Memburu, Korban Terluka
Selanjutnya, Majelis Hakim meminta agar terdakwa Suarjana dibebaskan dari tuntutan jaksa.
Ia juga dibebaskan dari statusnya sebagai tahanan rumah.
"Melepaskan terdakwa oleh karena itu dari segala tuntutan hukum. Memerintahkan agar terdakwa dibebaskan dari penahanan rumah segera setelah putusan ini diucapkan. Memulihkan hak-hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan, harkat dan martabatnya," lanjut hakim.
Baca juga: 5 Fakta Penebasan di Buleleng Bali: Hilang Belas Kasihan, Gede S Tebas Adik Kandungnya dengan Sabit
Untuk diketahui, peristiwa penebasan ini terjadi pada Rabu (2/10/2024) sekitar pukul 12.00 Wita di Banjar Dinas Palasari, Desa Pemuteran.
Peristiwa bermula saat Suarjana bersama istrinya bernama Ni Kadek Sulendri, berboncengan mengendarai sepeda motor.
Hingga di tengah jalan, keduanya bertemu istri Slamet Riadi bernama Siti Qomariah.
Keduanya pun terlibat cekcok dan segera dilerai oleh Suarjana.
Hingga pada pukul 12.00 wita, Slamet mendatangi kediaman Suarjana dengan membawa sebatang kayu.
Ia langsung marah-marah dan memukuli Suarjana yang saat itu sedang berada di teras bersama sang istri.
Suarjana yang terus dipukul berusaha melarikan diri ke kamar, kemudian mengambil sebilah pedang dengan tujuannya untuk melumpuhkan Slamet.
Nahasnya, pedang itu justru mengenai perut Slamet.
Pihak kepolisian awalnya menerima laporan dari Slamet Riadi.
Polisi bergerak cepat mengamankan Suarjana.
Hingga selang dua hari kemudian, giliran keluarga Suarjana yang melaporkan Slamet Riadi.
Sebab Jana dan istrinya juga mendapatkan aksi kekerasan dari Slamet.
Di sisi lain, pasca peristiwa tersebut Slamet segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis.
Sayangnya sepekan dirawat, pria 45 tahun itu menghembuskan napas terakhir. (*)
Berita lainnya di Penebasan di Buleleng
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.