Berita Buleleng
PAMIT DAN CIUM Tangan Komang Angga Jadi Perpisahan Terakhir Pada Dua Orangtua di Buleleng
PAMIT DAN CIUM Tangan Komang Angga Jadi Perpisahan Terakhir Pada Dua Orangtua di Buleleng
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Peristiwa kecelakaan tragis di Buleleng merenggut nyawa dua kakak beradik, yakni Gede Krisna Ari Putra (20) dan Komang Karna Angga Wijaya (9) meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.
Apalagi kedua korban kecelakaan dikenal sebagai sosok yang dekat dengan orangtua.
Gede Krisna dan Komang Angga, merupakan anak keempat dan kelima, dari pasangan Komang Sudarsana dan Ni Komang Rediasa.
Salah satu kerabat almarhum bernama Gede Widiada mengungkapkan, Gede Krisna dan Komang Angga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan kedua orang tua.
Baca juga: Kem4tian Misterius WNA di Kerobokan, Bali, Ada Dugaan Ulah Pati, Kepala Terbungkus Plastik
Sedangkan di kalangan masyarakat, keduanya juga dikenal sebagai sosok yang baik dan supel.
"Belum lama ini, Gede Krisna baru saja diterima kerja di wilayah Denpasar," ucap Widiada ditemui Rabu (30/4/2025).
Lanjut diungkapkan, pada saat peristiwa kecelakaan itu, keduanya hendak ke Denpasar mengunjungi kediaman salah satu kakaknya. Si bungsu Komang Angga yang sebelumnya enggan diajak ke Denpasar, pada saat itu tumben mau ikut.
Baca juga: PROTES Pekerja di Badung! Pemerintah Dipandang Tak Maksimal Tindak WNA yang Bekerja Ilegal di Bali
"Baru kemarin (Sabtu 26 April 2025) dia mau diajak ke Denpasar. Dia pamitan dan cium tangan ibu bapaknya, kemudian berangkat. Kebetulan pada saat itu baru selesai hujan," ungkap pria yang juga yang juga paman Gede Krisna dan Komang Angga.
Namun nasib berkata lain. Keduanya mengalami musibah kecelakaan saat tiba di kilometer 4.900 ruas jalan Singaraja - Denpasar, tepatnya di wilayah Banjar Dinas Lumbanan, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng. Keduanya meninggal dunia pasca ditabrak bus yang mengangkut rombongan study tour. "Kami dari pihak keluarga sudah menerima dengan ikhlas," ujarnya.
Diungkapkan pula, dua hari lalu dari pihak supir bus sudah beritikad baik. Ia telah mendatangi rumah duka untuk bertanggungjawab. "Dua hari yang lalu dia ke rumah duka. Kami menerima dengan baik itikad beliau," imbuhnya.
Sementara itu, upacara pengabeban Gede Krisna dan Komang Angga berlangsung pada Rabu (30/4/2025) di Krematorium Santayana, di Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng.
Pantauan tribun-bali.com, upacara pengabenan dihadiri kerabat dekat serta warga desa. Anggota keluarga lainnya bernama Made Juniada mengungkapkan, sejak pukul 7.00 wita, layon (jenazah) keduanya sudah tiba di krematorium. Selanjutnya dilakukan prosesi pengabenan.
"Upacara hari ini dilaksanakan sehari penuh. Prosesi terakhir yakni meajar-ajar ke Pura Kayangan Tiga Desa Asat Banyuasri, dan terakhir ngelinggihang di merajan," tandasnya. (mer)
Seorang Pegawai Minimarket Meninggal Usai Tabrak Truk di Buleleng Bali, Alami Cedera Kepala Berat |
![]() |
---|
SALING LAPOR Antara Perbekel Selat dan Ni Wayan Wisnawati di Buleleng Berakhir Damai |
![]() |
---|
Raih Medali Emas, Tiga Atlet Woodball Harumkan Nama Buleleng Bali di Kancah Internasional |
![]() |
---|
Tabrak Lari di Buleleng Bali, Deva dan Wahyu Diturunkan di Pinggir Jalan, Korban Dirawat Instensif |
![]() |
---|
Perbekel Selat dan Warganya Sepakat Damai di Bali, Cabut Laporan Dugaan Penganiayaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.