Ormas di Bali
BENDESA Agung MDA Bali: Setiap Desa Adat di Bali Tidak Butuh Preman Berkedok Ormas!
Bahkan pasikian Pecalang Bali rencananya akan melaksanakan gelar agung di lapangan Renon, Denpasar, Sabtu (17/5).
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Bendesa Agung Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menegaskan, setiap desa adat tidak membutuhkan preman berkedok ormas dalam menjaga keamanan di Desa Adat.
Bahkan pasikian Pecalang Bali rencananya akan melaksanakan gelar agung di lapangan Renon, Denpasar, Sabtu (17/5). Kegiatan ini untuk persamakan persepsi terkait dengan isu terhadap ormas yang kian berkembang.
“Kegiatan itu murni dari inisiatif pecalang. Mereka lapor ke saya dan tujuannya sangat bagus. Agar Pasikian Pecalang Bali ini satu persepsi dan satu sikap terkait keberadaan ormas ini. Khususnya adanya preman berkedok ormas ini,” ujar Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, Sabtu (17/5).
Baca juga: IMPIAN & Penantian Gede Kandia Berbuah Manis, Rumahnya Terwujud di Buleleng Lewat TMMD ke 124
Baca juga: Hitungan Angsuran KUR BPD Bali Mei 2025, Dokumen Syarat Pinjaman, Hingga Jumlah Plafon Dana
Ia dengan tegas mengatakan, selama bertahun-tahun dan secara turun menurun, desa adat di Bali telah memiliki pecalang untuk menjaga keamanan di setiap kegiatan di desa adat di Bali. Berkolaborasi dengan aparat dari kepolisian dan TNI, sehingga dianggap sudah sangat cukup untuk menjaga keamanan di Bali.
“Pecalang disamping sebagai satuan pengaman tradisional saat upacara keagamaan dan acara desa adat, juga sudah tergabung ke pengamanan terpadu berbasis desa adat (SIPANDU BERADAT). Serta tergabung dalam Bakamda (Badan Keamanan Seda Adat) bersama kepolisian dan TNI. Ini yang bersama-bersama mengamankan Bali,” jelas Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet.
Sehingga dirinya sependapat, Bali tidak butuh preman berkedok ormas. Baik itu dari Bali maupun luar Bali. “Bali tidak butuh pengamanan dari ormas-ormas, apalagi preman berkedok ormas. Apalagi gubernur juga telah bersikap (menolak ormas preman),” ungkap dia.
Juru Bicara Pasikian Pecalang Bali, Yudhi Pasek Kusuma mengatakan, Pasikian Pecalang Bali akan berkumpul di Lapangan Renon untuk deklarasi pernyataan sikap menolak ormas yang berkedok menjaga keamanan Bali.
“Acara ini diselenggarakan untuk menindaklanjuti aspirasi dari pecalang-pecalang desa adat seluruh Bali, yang belakangan ini kompak menyuarakan penolakan atas ormas luar Bali yang berdalih untuk ikut mengamankan Bali,” ujar Yudhi Pasek Kusuma.
Poin-poin pada deklarasi nanti, pada intinya pecalang menolak kehadiran ormas yang berkedok menjaga keamanan, sehingga menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat Bali. “Kami mendukung langkah Polri dan TNI dalam penyelengaraan keamanan di Bali,” jelas Yudhi Pasek Kusuma.
Lebih lanjut Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet mengatakan, pihaknya sangat mendukung, adanya wacana insentif yang akan diiberikan ke pecalang. Selama ini pecalang bertugas, dengan semangat ngayah. Dengan adanya insentif, menjadi penghargaan bagi pecalang.
“Kami sangat bersykur kalau ada insentif ke para pecalang. Selama ini mereka semangat ngayah. Tanpa gaji tanpa honor, mereka selalu siap dan dibuktikan turun menurun ikut menjaga keamanan di Bali. Dengan insentif, tentu menjadi penghargaan ke mereka untuk lebih semangat lagi dalam menjaga keamanan desa adat,” jelas dia. (mit)
BADUNG Kaji Insentif untuk Pecalang, Ini Tujuannya? |
![]() |
---|
ORMAS GRIB Tabanan Lockdown! Wagub Bali Koordinasi Tim Yustisi,Polda Bali Kerahkan Aparat Bersenjata |
![]() |
---|
Ormas GRIB di Tabanan Resmi Lockdown, Sampaikan di Depan Pecalang dan Aparat Desa |
![]() |
---|
Koster Bakal Tindak Tegas Ormas yang Lakukan Tindakan Premanisme, Ada 298 Ormas Terdaftar di Bali |
![]() |
---|
TOLAK Ormas Berbau Preman! Ini Ketegasan Bupati Badung Adi Arnawa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.