Berita Buleleng

Kembali ke Buleleng Tempo Dulu, Kabel Semrawut di Titik Nol Kota Singaraja Akan Diturunkan

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng, Putu Adiptha Eka Putra.

Tribun Bali / Muhammad Fredey Mercury 
SEMRAWUT - Kabel semrawut di depan Kantor Bupati Buleleng, Selasa (3/6). Pemkab Buleleng berencana melakukan penataan kabel semrawut pada awal tahun 2026. 

TRIBUN-BALI.COM - Kabel semrawut di titik nol Kota Singaraja akan ditata menjadi kabel tanam atau bawah tanah. Sesuai rencana, penataan ini akan dimulai pada tahun 2026. 

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng, Putu Adiptha Eka Putra. Dikatakan dia, Pemerintah Kabupaten Buleleng berencana melakukan penataan wajah Kota Singaraja. Di mana pada tahap awal, penataan menyasar kawasan titik nol Kota Singaraja

Salah satu penataan yakni menurunkan kabel semrawut di kawasan tersebut. Seluruh jenis kabel mulai dari kabel PLN, kabel Telkom, maupun kabel Wifi akan diturunkan menjadi kabel tanam. 

Baca juga: Jadi Tempat WBP Pelatihan Beternak Ikan di Jembrana, 2.000 Ekor Ikan Gurami Ditebar di Kolam SAE 

Baca juga: Jadi Tempat WBP Pelatihan Beternak Ikan di Jembrana, 2.000 Ekor Ikan Gurami Ditebar di Kolam SAE 

"Semua kabel-kabel kita turunkan. Jadi tidak ada lagi kabel semrawut di atas," katanya, Selasa (3/6). 

Adiptha mengatakan, penataan kabel di titik nol untuk memberi kesan sebagai kota yang bersih, ramah, hijau, terbuka dan enak dipandang. Walau demikian ia menegaskan penataan kabel semrawut ke depan akan dikembangkan ke titik lainnya secara bertahap. 

Tak hanya merapikan kabel, penataan kawasan titik nol kota Singaraja juga meyasar ruang terbuka hijau (RTH) di rumah jabatan (RJ) Bupati hingga gedung wanita Laksmi Graha. 

Untuk RTH di RJ Bupati, Adiptha menjelaskan, kawasan tersebut akan diperluas menjadi palemahan kangin. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk aktifitas masyarakat. "Misalnya untuk diskusi hingga untuk swafoto. Intinya perluasan ini tujuannya untuk menguatkan akses publik di sana," jelas dia. 

Di sisi barat pun ada palemahan kauh. Gedung Laksmi Graha akan direstorasi dengan arsitektur khusus, dengan nuansa ramah bagi seluruh kalangan masyarakat.

Selain itu pintu masuk ke kantor bupati akan dikembalikan dari sisi selatan, atau dari sisi belakang tugu Singa Ambara Raja. Perubahan ini menyesuaikan seperti kondisi Buleleng tempo dulu, saat masih menjadi pusat pemerintahan Sunda Kecil.

"Pintu masuk nantinya akan dipasangi paving, serta candi bentarnya juga akan diperbaharui. Sehingga ada perpaduan arsitektur Belanda dan arsitektur khas Buleleng," ucapnya. 

Pada penataan ini pihaknya juga menambah ruang parkir kendaraan. Sehingga masyarakat yang mampir, kendaraannya tidak mengganggu arus lalulintas di sekitar. 

Mengenai penataan titik nol Kota Singaraja saat ini sudah memasuki tahap tender Detail Engineering Design (DED). Sedangkan untuk pengerjaan fisik baru dimulai pada tahun 2026. 

Adiptha menambahkan, pengerjaan fisik akan diupayakan tender mendahului, yakni sekitar bulan November atau Desember. Sehingga pada bulan Januari sudah mulai berkontrak.

"Astungkara seizin pak bupati di awal tahun 2026 sudah selesai tender untuk fisiknya. Sehingga di Bulfes 2026 sudah baru nuansanya," harapnya. (mer)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved