Berita Jembrana

Petugas Temukan 200-an Kasus Positif TBC Setiap Tahun, 5 Orang Idap TB-HIV di Jembrana

Petugas Temukan 200-an Kasus Positif TBC Setiap Tahun, 5 Orang Idap TB-HIV di Jembrana

Istimewa
Ilustrasi TBC 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Sebanyak 200an kasus positif TBC (Tuberculosis) di Kabupaten Jembrana setiap tahun. Dari jumlah tersebut, 5 orang warga Jembrana TB-HIV saat ini.

Mereka memperoleh perlakuan khusus karena dua penyakit tersebut. 

Data tersebut menunjukkan screening yang dilakukan petugas kesehatan (nakes) sudah dilakukan secara optimal.

Sebab, semakin banyak ditemukan kasus positif, bakal semakin baik karena akan lebih mudah melakukan penanganan seperti deteksi dini, pengobatan serta mencegah penularan lebih luas lagi.

Baca juga: TUKAR Guling Lahan ke DPRD Buleleng! Prajuru Pura Dalem Purwa Tuntut Penyelesaian Ini

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Jembrana, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini sudah ada sebanyak 618 orang mengidap penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium ini.

Temuan kasus tersebut karena jumlah terduga atau suspek TBC yng ditemukan petugas lebih banyak dibanding target yang diberikan Kementrian Kesehatan.

Baca juga: BANJIR Sebabkan 5 Titik Terendam, Akibat Tersumbat Sampah & Batang Pisang, Hujan Deras di Denpasar!

Rinciannya, pada tahun 2023 ada 2.915 orang terduga TBC dan tercatat 286 kasus positif. Pada tahun 2024 tercatat ada 2.867 orang suspek TBC dengan jumlah kasus positif sebanyak 223 orang. Sementara hingga pertengahan bulan Juni 2025 ini tercatat sudah ada 1.216 orang suspek dengan jumlah 109 kasus positif TBC yang ditemukan di Jembrana.


"Untuk penyakit TBC ini khusus atau berbeda dengan penyakit lainnya. Semakin banyak screening dan semakin banyak kasus, semakin bagus. Sehingga kita bisa melakukan penanganan yang lebih tepat dan menekan angka penularan," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Gede Ambara Putra saat dikonfirmasi.

 

Menurut data, kata dia, temuan kasus ini karena penerapan atau pelaksanaan screening yang optimal. Sasarannya adalah semua orang yang menunjukkan gejala serta lakukan skrining terhadap kelompok berisiko. Seperti kelompok ODHA, mereka yang tinggal di lingkungan kumuh serta lingkungan dengan padat penduduk.


“Saat ini bahkan ada sebanyak 5 orang yang mengidap TB-HIV. Mereka menderita dua penyakit sekaligus sehingga dapat pengawasan yang khusus untuk memastikan pengobatannya berjalan dengan baik,” jelasnya.


Ambara mengatakan, pencegahan meluasnya penyakit menular ini melalui deteksi awal gejala TBC perlu digencarkan lagi. Sebab, penularannya sangat mudah yakni melalui droplet (percikan air liur). Sehingga, upaya pencegahan dengan deteksi dini gejala awal harus terus ditingkatkan setiap tahunnya. 


"Untuk deteksi dini, kita sudah memiliki kader-kader mitra kesehatan yakni kader perempuan PKK tersebar di desa yang tugasnya sangat potensial untuk menyebarluaskan ini. TBC bisa sembuh 99 persen, asal pengobatan berjalan baik, tidak disertai penyakit lain, dan asupan gizi yang baik," tandasnya.

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved