Kapal Tenggelam di Selat Bali
TUNGGU Ajik Sampai Ketemu, Pencarian Penumpang Hari Kedua KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam Nihil!
Dewa Adnyana merupakan satu di antara penumpang KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali yang belum ditemukan.
Mariani dan Silawati mengaku tidak ada firasat apapun. Komunikasi terakhir via telepon dan minta dibangunkan pukul 04.00 wita, agar Dewa Adnyana tidak tidur terlalu lama sehingga terlambat mengirim pakan ke toko.
“Di hari Kamis itu, kami memang ada rencana sembahyang bersama dalam rangka piodalan di pura desa, serta berencana servis sepeda motor,” imbuhnya.
Sementara teman Dewa Adnyana, Gede Tirta (60) mengatakan sejak lima tahun silam bersama bekerja sebagai sopir di toko yang sama.
Sebagai sopir, ia tidak memungkiri jika kebanyakan sopir saat di kapal memilih untuk istirahat di dalam mobil. “Mungkin saat itu, Ajik juga sedang istirahat di dalam mobil,” ucap pria asal Banjar Taman, Desa Tuwet, Kecamatan Melaya, Jembrana ini.
Di sisi lain, para keluarga korban menggelar upacara untuk keselamatan penumpang KMP Tunu Pratama Jaya. Seperti halnya, Ni Komang Wiardani (46) yang melaksanakan matur piuning di Pantai Pebuahan Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Jumat (4/7).
Wiardani tampak duduk sembari menatap lautan lepas dari Pantai Pebuahan. Sesekali, ia tampak tak kuasa menahan air matanya ketika mengingat komunikasi terakhir dengan suaminya.
Wiardani adalah istri dari I Komang Surata (55), salah satu korban insiden KMP Tunu Pratama Jaya yang belum ditemukan. Ia bersama dua keluarga lainnya melakukan upacara matur piuning di Pantai Pebuahan. Harapannya, Surata segera ditemukan dalam kondisi selamat.
Wiardani menuturkan, belum menerima informasi apapun terkait suaminya pada hari kedua proses pencarian dan penanganan insiden KMP Tunu Pratama Jaya ini.
Dirinya menunggu informasi terkait keberadaan suaminya di Pelabuhan Gilimanuk sejak dini hari hingga sore hari. Namun tidak ada informasi yang pasti mengenai Surata. “Belum ada informasi apapun hari ini (hari kedua),” ucapnya.
Dia mengakui, pada hari kedua ini dirinya bersama keluarga juga melakukan ritual nunas baos dan memperoleh petunjuk. Wiardani kemudian melaksanakan matur piuning di Pantai Pebuahan. Keluarga pun berharap Komang bisa segera ditemukan dan dalam keadaan selamat.
“Saat nunas baos, suami saya (Komang Surata) masih di tengah laut dan masih hidup namun kondisinya mulai lemah. Mudah-mudahan segera ke daratan, segera ditemukan dan kondisinya selamat,” harapnya.
Warga asal Lingkungan Menegaskan, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan/Kabupaten Jembrana ini juga menuturkan sempat berkomunikasi dengan suaminya sebelum insiden kapal tenggelam itu terjadi. Tak ada yang berbeda dari suaminya saat itu.
Ia hanya berpesan jangan tidur terlalu malam atau begadang. “Tidak ada yang berbeda. Kebiasannya memang selalu menelepon dan menanyakan sudah makan dan berpesan jangan begadang untuk menjaga kondisi tetap fit,” kata dia.
Di tempat terpisah, kekhawatiran jelas teraut dari wajah keluarga I Kadek Oka (41) asal Banjar Nesa, Desa Banjarangkan, Kecamatan/Kabupaten Klungkung.
Kadek Oka adalah satu di antara penumpang Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali yang belum ditemukan. Mereka masih menunggu kabar dari Kadek Oka dan berharap selamat dari musibah itu.

tenggelam
Selat Bali
KMP Tunu Pratama Jaya
korban jiwa
meninggal dunia
pencarian
SAR
Basarnas
penumpang
JENAZAH Surata Dinanti Sang Istri & Keluarga, Korban KMP Tunu Ikuti Mulang Pakelem di Selat Bali |
![]() |
---|
JASAD Suaminya Belum Ketemu, Wiardani Tak Tenang, Korban Ikuti Ritual Mulang Pakelem di Selat Bali |
![]() |
---|
3 Sulinggih Muput Ritual Mulang Pakelem di Selat Bali, Pasca Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya! |
![]() |
---|
Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Jauh Dari Kabel Bawah Laut, PLN Jamin Kelistrikan Di Bali Aman |
![]() |
---|
PLN Jamin Kelistrikan di Bali Aman, KNKT Sebut KMP Tunu Bawa Muatan 3Kali Lipat dari Batas Kemampuan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.