Kapal Tenggelam di Selat Bali

Jenazah Korban KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam Tiba di Klungkung, 2 Jenazah Ditemukan Lagi di Bali

Pihak keluarga langsung menyeberang ke Banyuwangi untuk memastikan keluarga mereka. 

Istimewa/Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar
EVAKUASI - Proses evakuasi jenazah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pada 8 Juli 2025. 

Kadek Oka merupakan seorang sopir truk di salah satu perusahaan distributor semen di Klungkung

Saat musibah kapal tenggelam, Kadek Oka menyeberang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk membawa satu unit truk semen bernomor polisi DK 8565 MH. 

Ia berangkat bersama rekannya, Eko Satrio, yang juga membawa truk semen dengan plat DK 8153 AD.  

KMP Tunu Pratama Jaya yang berlayar dari Ketapang ke Gilimanuk pada Rabu 2 Juli 2025 malam pukul 22.56 WIB dan dilaporkan tenggelam sekitar pukul 23.20 WIB. 

Dari manifest sementara, kapal tersebut mengangkut 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal, serta 22 kendaraan, termasuk 14 truk tronton. (mit/zae/mpa)

Perketat Pengawasan dan Keselamatan Pelayaran

Para pelayat berdatangan ke rumah duka I Kadek Oka (52) di Banjar Nesa, Desa/Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Selasa 8 Juli 2025. 

Kadek Oka merupakan sopir truk, yang menjadi korban Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali

Jenazahnya Kadek Oka ditemukan mengapung di Perairan Selat Bali pada Senin 7 Juli 2025.

Anggota DPRD Bali I Nyoman Suwirta bersama istri pun datang ke rumah duka menyampaikan belasungkawa. 

Ia diterima langsung anak sulung Kadek Oka, Putu Adi Prastika yang terlihat masih sangat berduka. Kesedihan mendalam teraut jelas dari wajah Putu Adi. 

Suwirta saat itu menyampaikan belasungkawa dan berusaha membuat keluarga tegas.

“Saya pribadi juga selaku wakil rakyat ucapkan belasungkawa, memberikan doa agar beliau (Kadek Oka) mendapatkan tempat yang layak,” ungkap Suwirta di sela-sela persiapan pengabenan Kadek Oka.

Suwirta yang juga mantan Bupati Klungkung meminta pihak-pihak terkait ke depan untuk memberikan ketegasan dan kepastian untuk kapal-kapal yang menyeberang. 

Ia berharap jika kondisi laut tidak memungkinkan, justru kapal diizinkan untuk melakukan penyeberangan. 

“Harus ada ketegasan kapan bisa menyeberang, kapan tidak. Terlebih dalam kondisi cuaca buruk seperti saat ini,” jelasnya.

Ia juga meminta stakeholder terkait mulai dari pihak pelabuhan hingga operator pelayaran mengutamanan aspek keselamatan dalam situasi dan kondisi apapun. 

“Kami harap musibah ini yang terakhir. Jadikan ini pelajaran, jadikan evaluasi sehingga layanan pelayaran kita ke depan lebih aman lagi,” harapnya. (mit)

Kumpulan Artikel Jembrana

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved