Kapal Tenggelam di Selat Bali

WNA Malaysia Ditemukan Tewas di Perancak, Identitas 3 Jenazah Korban KMP Tunu Pratama Jaya Terungkap

Sementara itu, Tim SAR gabungan kembali melanjutkan upaya pencarian para korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.

ISTIMEWA
EVAKUASI - Tim SAR gabungan kembali melanjutkan upaya pencarian para korban, tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Pada hari kesepuluh pencarian ini Jumat  11 Juli 2025, tim SAR gabungan kembali menemukan dua jenazah yang diduga korban. 

TRIBUN-BALI.COM  – Sebanyak tiga jenazah yang diduga korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya telah ditemukan dan dievakuasi dari tiga lokasi berbeda pada Kamis (10/7).

Dari tiga jenazah tersebut, satu di antaranya Warga Negara Asing (WNA) asal Malaysia. Identitas WNA Malaysia yang Bernama Fauzey bin Awang (55) ditemukan di perairan Pantai Perancak, Kabupaten Jembrana. 

Sementara itu, Tim SAR gabungan kembali melanjutkan upaya pencarian para korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.

Pada hari kesepuluh pencarian ini Jumat (11/7), tim SAR gabungan kembali menemukan dua jenazah yang diduga korban.

Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, R. Eko Suyatno yang juga selaku SAR Mission Coordinator (SMC), dalam operasi SAR ini mengatakan, jenazah pertama ditemukan sekitar pukul 09.30 WIB, terapung di sekitar perairan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. 

Baca juga: GERAK Jalan Kocak Akan Dihadirkan Kembali Pada HUT RI ke-80, Sutjidra:Anggarannya Sudah Kita Siapkan

Baca juga: Kerugian Ditaksir Ratusan Miliar, 40Feet Kontainer Masuk Bali Per Bulan Terdampak Jalan Bajera Jebol

Jenazah dievakuasi ke darat melalui Pelabuhan Perikanan Muncar dengan menggunakan RIB Pos SAR Banyuwangi sekitar pukul 09.50 WIB. Kemudian sekitar pukul 11.19 WIB, tim KN SAR 249 Permadi menemukan satu jenazah di Perairan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi. 

Dengan menggunakan sekoci, jenazah ini dievakuasi ke KN dan selanjutnya dievakuasi ke darat melalui Pantai Boom. Kedua jenazah ini kemudian dibawa ke RSUD Blambangan guna dilakukan proses identifikasi oleh tim DVI Polri.

Sementara itu, sebanyak tiga jenazah yang diduga korban telah ditemukan dan dievakuasi dari tiga lokasi berbeda pada Kamis (10/7) atau hari kesembilan proses pencarian.

Ketiga jenazah tersebut kemudian dibawa ke RSUD Blambangan, Banyuwangi, untuk menjalani proses identifikasi. Setelah serangkaian tahapan forensik dilakukan, tim DVI Polri akhirnya berhasil mengungkap identitas ketiga jenazah

Dalam keterangannya, tim DVI Polri menyampaikan jenazah pertama atau korban ke-41, yang ditemukan pada Rabu (9/7) di sekitar Pantai Pebuahan, Kecamatan/Kabupaten Jembrana berhasil diidentifikasi atas nama Novan Hardiansyah (14), warga Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi. Korban diketahui mengenakan kaus hitam dan celana pendek biru.

Jenazah kedua atau korban ke-43, yang ditemukan pada malam hari di perairan Pantai Perpat Sembulungan, teridentifikasi atas nama Sofian Wibowo (18), warga Banjarnegara, Jawa Tengah. Ia mengenakan kaus hitam dan celana pendek jeans biru. 

Adapun jenazah ketiga atau korban ke-45, yang ditemukan di perairan Pantai Perancak. Korban teridentifikasi sebagai Fauzey bin Awang (55), WNA asal Malaysia, dengan ciri-ciri mengenakan celana jeans biru, baju kotak-kotak hitam merah, dan sepatu Converse.

Tim SAR gabungan dari berbagai instansi Pemerintah Pusat dan daerah, unsur TNI dan Polri, BUMN, BUMD, organisasi Potensi SAR dan masyarakat nelayan sekitar, terus mengerahkan berupaya di tengah berbagai kendala, terutama faktor cuaca yang tidak bersahabat.

“Terima kasih kepada SRU darat dari jajaran TNI, Polri, dan para relawan yang telah melakukan patroli pantai serta terus-menerus mensosialisasikan kepada masyarakat nelayan agar segera melapor bila menemukan benda terapung yang diduga berkaitan dengan korban,” ujar Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, R. Eko Suyatno, yang juga selaku SAR Mission Coordinator (SMC).

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada SRU laut yang terus melakukan pencarian di permukaan perairan, serta tim SRU bawah air (underwater), khususnya KRI Spica-934 yang telah menggunakan peralatan pendeteksi untuk mengukur arus bawah laut dan melakukan pemindaian obyek di dasar laut.

Eko Suyatno menjelaskan, KRI Spica 934 dan tim ahli Pushidrosal kembali akan melakukan tiga fase pencitraan bawah air, dengan menggunakan Magnetometer, Multibeam Echosounder dan Side Scan Sonar.

KRI Pulau Fanildo-732, dan KAL Sembulungan bersama tim penyelam juga akan melaksanakan pencarian di bawah air dengan menggunakan ROV.  Tim KNKT yang on board di KN Masalembo juga akan melakukan rekonfirmasi temuan obyek dengan menurunkan ROV.

Lebih lanjut Eko menjelaskan, pendeteksian mengarah pada Reff 8 yang berada di koridor aman dari kabel bawah laut milik PLN, berjarak sekitar 3,6 km dari kabel paling selatan.

Diketahui, ada lima kabel bawah laut milik PLN yang digunakan untuk menyuplai sebagian kebutuhan listrik ke Pulau Bali.  Karenanya, upaya bawah air harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

Kondisi cuaca di perairan selat Bali pada hari ke-10 pencarian ini dominan berawan tebal, angin bertiup kencang dengan kecepatan 6 hingga 20 knots, ketinggian gelombang maksimal berkisar antara 2,5 hingga 4 meter, serta kecepatan arus permukaan 2 m/s. 

Hal senada dikatakan Danguspurla Koarmada II Laksma TNI Endra Hartono. Ia menjelaskan, KRI Spica 934 telah melakukan rekonfirmasi terhadap sebuah objek yang ditemukan di dasar laut pada hari sebelumnya.

Dari hasil penurunan kamera bawah air, diperoleh gambaran visual objek pada kedalaman sekitar 49 hingga 52 meter.  Objek tersebut memiliki dimensi panjang sekitar 67,4 meter dan lebar 12 meter. 

Tim juga mencatat kondisi arus di lokasi tersebut sangat bervariasi. Saat kamera hendak diturunkan lebih dalam, arus diketahui mencapai kekuatan lebih dari 3 knot, menyulitkan proses pemindaian lanjutan.

Hingga kemarin dari 65 orang korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, sebanyak 45 orang korban telah ditemukan. Dari jumlah tersebut terinci sebanyak 30 orang ditemukan selamat, 15 orang dalam kondisi meninggal. (zae)

Penyisiran Pantai ke Barat dan Timur

Proses pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya memasuki hari ke-10 pada Jumat (11/7). Hingga kemarin, sudah ada 45 korban yang ditemukan.

Selain melakukan upaya pencarian di permukaan air di perairan selatan Selat Bali, tim SAR gabungan juga melakukan pencarian melalui jalur darat di sepanjang pesisir pantai di selat Bali, baik di sisi Banyuwangi maupun Bali.

Tim SAR Gabungan terus menyisir wilayah pantai dengan harapan ada korban yang ditemukan lagi. Petugas gabungan kemarin menyisir Pantai Pebuahan hingga Pantai Baluk, Kabupaten Jembrana. 

Kasat Samapta Polres Jembrana, AKP I Putu Darma Santika mengungkapkan, Tim SAR Gabungan yang terdiri dari unsur relawan, TNI, Polri serta Basarnas terus melakukan proses pencarian terhadap korban maupun barang pasca insiden kapal tenggelam di Selat Bali pekan lalu. 

“Semoga cuaca cerah ini mendukung proses pencarian dan korban yang masih belum ditemukan bisa segera ditemukan. Saat ini sudah memasuki hari ke-10,” ujar AKP Darma, Jumat (11/7). 

Seluruh tim, kata dia, melaksanakan pencarian secara menyebar. Sebagian anggota menyisir Pantai ke arah timur dan sebagain menyisir ke arah barat.

“Tentunya terus diperluas jangkauan pencariannya. Mengingat salah satu korban kemarin sudah ditemukan di sebelah timur dari Pantai Pebuahan,” jelasnya. 

Sesuai data dari Posko SAR Gabungan, jumlah korban KMP Tunu Pratama Jaya yang ditemukan sudah mencapai 45 orang.

Rinciannya 30 orang ditemukan selamat, dan 15 diantaranya ditemukan meninggal dunia. Mereka sebagian besar ditemukan nelayan di perairan dan kemudian dievakuasi Tim SAR Gabungan dari Posko di Bali dan di Banyuwangi. (mpa)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved